Pemilik Mobil Carter, Sambut Baik Turunnya Harga Solar

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Turunnya harga solar dari Rp.6400 menjadi Rp.6200 disambut baik oleh banyak kalangan pemilik mobil carter khususnya mereka yang memiliki mobil dengan mesin disel. Turunnya harga BBM  jenis solar diharapkan mampu untuk menarik konsumen untuk menggunakan jasanya kembali.
Karyono, salah satu pemilik L-300 yang mangkal di Pasar Beras Bendul Merisi, Surabaya mengutarakan turunnya harga solar, bisa membuat angin segar terutama untuk menjalankan jasa angkutan yang sempat sepi permintaan.
“Sejak harga solar menjadi Rp.6400 per liter, jarang sekali langganan saya memanfaatkan jasa mobil carter. Mereka lebih memilih untuk menggunakan truk, karena truk tidak hanya mengangkut satu produk milik konsumen saja, tapi banyak konsumen . Saya biasanya mengambil cabai dari daerah Pacet terus di bawa ke Pasar Keputran,” jelasnya, Kamis (8/10) kemarin.
Sedikit untung, lanjut Karyono, dengan solar turun Rp.200 karena kapasitas tangki yang dimilikinya sebanyak 80 liter telah memberikan pengematan sebanyak Rp.16 ribu, jadi apabila konsumen ada yang menawar masih bisa turun pada kisaran Rp.50-100 ribu. Hal tersebut tergantung dari jarak dan jenis muatan yang di bawa.
“Kalau dengan tangki terisi penuh untuk Surabaya-Pacet mengambil cabai dan mengantarnya ongkosnya tidak terlalu mahal, hanya sekitar Rp.250 ribu per sekali perjalanan pulang pergi,  itu untuk konsumen yang biasa menggunakan jasa saya, tapi biasanya kalau masih baru saya patok dengan harga Rp. 375 ribu, biasanya menawar hanya bisa turun sekitar Rp.50 ribu,” katanya.
Sejumlah teman Karyono yang bernama Darmadi mengutrakan keinginannya agar harga solar bisa Rp.4500 seperti dulu. Karena pada nominal tersebut, ia mengakui banyak orderan yang menggunakan jasa pick up carteran yang di kelolanya.
“Harga solar Rp.4500 dulu pesanan untuk carteran lumayan banyak. Artinya geliat ekonomi cukup untuk menghidupi istri dan dua orang anak. Pendapatan sebulan bisa memperoleh Rp.2-3 juta per bulan. Sejak solar menjadi Rp.6400, pendapatan sebulan hanya separuh kadang hanya menerima Rp. 750 ribu per bulan,” terangnya. [wil]

Tags: