Pemkab Banyuwangi Gelar Festival Santri

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Banyuwangi,  Bhirawa
Pemkab Banyuwangi, akan menggelar Festival Santri pada 26 hingga 27 September 2015 untuk mewadahi kreativitas dan intelektualitas para santri. Festival Santri ini yang akan digelar di Ruang Terbuka Hijau ini juga diikuti puluhan acara lainnya.
‘’Festival Santri bakal digelar di Ruang Terbuka Hijau Maron dan dipuncaki dengan pembacaan shalawat akbar bersama Habib Syech pada 2 Oktober 2015,’’ kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Kamis.
Azwar mengatakan, Banyuwangi selama ini telah menggelar puluhan acara dalam Banyuwangi Festival yang mengangkat tema pariwisata, seni, budaya, olahraga, dan sosial. Untuk melengkapinya, Banyuwangi Festival kali ini mengangkat Festival Santri sebagai bentuk apresiasi Pemkab Banyuwangi terhadap lembaga pondok pesantren yang ikut berperan dalam mencerdaskan umat.
‘’Kami ingin mengangkat eksistensi pondok pesantren sebagai salah satu kekuatan sumber daya manusia (SDM) daerah lewat Festival Santri 2015,’’ katanya.
Menurut Anas, Banyuwangi memiliki banyak pondok pesantren dengan ribuan santri. Mereka ditempa dengan pendidikan yang relatif lebih berat dari pelajar pada umumnya sehingga menghasilkan karakter dan kepribadian yang hebat. ‘’Kami ingin memberikan apresiasi kepada para santri melalui festival ini,’’ kata Anas.
Selain itu, lanjut Anas, Festival Santri juga digelar sebagai ajang silaturahim antarsantri pondok pesantren serta menyalurkan bakat keilmuan yang telah dipelajari selama di pesantren. ‘’Kami ingin para santri bisa mengeksplorasi bakatnya untuk menumbuhkan kepercayaan diri ketika sudah lulus dan terjun ke masyarakat,’’ tutur Anas.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Sulihtiyono menambahkan Festival Santri akan diikuti ribuan santri mulai tingkat ula (SD), wustha (SMP), dan ulya (SMA) dari 284 pesantren se-Banyuwangi. Kegiatan selama dua hari itu akan diawali kegiatan ‘Gerak Jalan Sarungan’. Sarung sendiri adalah identitas dari para santri.
‘’Pada gerak jalan ini para santri akan berjalan dengan memakai pakaian khas pesantren, yakni baju takwa dan sarung sejauh 5 kilometer. Tapi yang memakai sarung ini hanya untuk santri laki-laki, sedangkan untuk santri putri memakai pakaian muslim biasa,’’ kata Sulihtiyono.
Selanjutnya, selama dua hari berlangsungnya kegiatan akan diisi berbagai lomba seperti membaca kitab, tahfidz, penulisan Bahasa Arab, pidato dengan tema-tema keislaman, dan kaligrafi. ‘’Juga ada lomba yang sifatnya hiburan seperti sepak bola api,’’ katanya.
Semua pemenang lomba akan mendapatkan hadiah pada malam puncak Festival Santri sekaligus shalawat akbar bersama Habib Syech, yang digelar pada 2 Oktober di Stadion Diponegoro, Banyuwangi. [nan.ant]

Tags: