Pemkab Blitar Tingkatkan Kualitas Tembakau

Tampak Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Ir. Eko Priyo Utomo menerima cinderamata dari Kepala Dinas Pertanian dan Pangan kabupaten Gunung Kidul. [Hartono/Bhirawa]

(Kirim Petani Tembakau Studi Banding ke Wonogiri)
Kabupaten Blitar, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten Blitar merupakan satu diantara daerah di Provinsi di Jawa Timur yang menyumbang kebutuhan tembakau. Terkait hal itu, berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar untuk meningkatkan kualitas tembakau dengan kadar nikotin rendah. Satu diantara langkah untuk mewujudkan itu adalah melakukan studi banding ke Wonogiri pada 8-10 Nopember 2017.
“Mengingat kondisi lahan atau tingkat kesuburan di Wonogiri sama dengan di Kabupaten Blitar,” kata Ladiyanto, salah satu penyuluh pertanian madya pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blitar di Ruang Kerjanya.
Lanjut Ladiyanto, studi banding yang dilakukan di Wonogiri tersebut diikuti 80 petani dan pendamping. Selain mengunjungi gudang tembakau, juga mengunjungi agro buah naga, dan lahan kering areal tembakau. Dimana tujuan dari studi banding ini antara lain untuk meningkatkan mutu tembakau, disertifikasi usaha tani di lahan kering buah naga bagi petani tembakau serta pemberdayaan tani dan kelompok wanita tani tembakau dalam pemanfaatan lahan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
Lebih lanjut dia menjelaskan pada Tahun 2017 ada sekitar 450 hektare areal lahan tembakau, 50 persen tembakau lokal dan 50 persen tembakau virgin. Dimana 1 hektare lahan rata-rata menghasilkan 225 ton tembakau lokal. Dan tembakau virgin per hektarenya sekitar 2,2 ton. Untuk tembakau virgin masuk ke anak Perusahaan PT.Sampoerna ,Tbk. Sedangkan tembakau lokal diserap di pasar bebas, mulai dari Kediri, Tulungagung dan Malang. Sementara ini, di Kabupaten Blitar yang memiliki luas areal tembakau virgin paling luas yakni Kecamatan Kademangan, Sanankulon dan Wates.
“Sedangkan tembakau lokal paling luas di Kecamatan Talun, Selopuro dan Gandusari,” ujarnya.
Ladiyanto juga menyampaikan, diprediksi pada Oktober 2019 Kabupaten Blitar sudah bisa melakukan pengajuan pelapasan varietas tembakau lokal unggulan Kabupaten Blitar. Bahkan daat ini masih dalam proses tahap uji 3 (tahap uji lokasi), dengan harapan kedepan yaitu adanya perluasan areal tembakau lahan kering khusunya di Blitar Selatan, peningkatan produktivitas persatuan luas dimana saat ini masih menghasilkan 1 ton per hectare, padahal rekomendasi dari Kementerian Pertanian harus mencapai 1,8 ton /hektare.
“Sehingga ini harus diwujudkan dengan meningkatkan SDM melalui pelatihan. Selain itu juga pemenuhan sarana dan prasarana usaha petani tembakau, bantuan modal kerja petani tembakau,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, dia menyampaikan salah satu petani tembakau dari Kabupaten Blitar, Nurul Abidin telah sukses secara Nasional melalui demontrasi Farm percontohan usaha tani, dan bisa menjadi contoh bagi petani tembakau yang lain. Petani tembakau dari Desa Darungan, Kecamatan Kademangan ini telah berhasil meningkatkan hasil produksi tembakau mencapai 3,2 ton/hektare dengan nilai produksi Rp.87 .000.000,- per musim. Ini ditanam diatas investasi sewa lahan sebesar Rp.34.000.000,-.
Dalam kesempatan tersebut Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Blitar, Drs. Miftachuddin, MM yang didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Ir. Eko Priyo Utomo menerima cinderamata dari Kepala Dinas Pertanian dan Pangan kabupaten Gunung Kidul.
Dementara perlu diketahui sebelumnya Kabupaten Blitar beberapa kali mengadakan pelatihan tembakau. Satu diantaranya dengan pengembangan demplot. Demplot pengembangan areal tembakau merupakan unit percontohan dalam budidaya tembakau sesuai dengan rekomendasi teknis budidaya pada areal pengembangan potensi penghasil bahan baku/tembakau. Ini bertujuan mewujudkan produktifitas bahan baku/tembakau berkadar nikotin rendah, sehat dan berdaya saing. “Demplot juga meningkatkan efektifitas penggunaan lahan disaat musim kering/kurang air melalui diversifikasi budidaya tanaman tembakau, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, khususnya petani tembakau serta meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD),” pungkasnya. [adv.htn]

Tags: