Kab.Bojonegoro Segera Revisi Angka DBH Migas

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Bojonegoro, Bhirawa
Pemkab Bojonegoro Jatim akan merevisi angka penerimaan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas (DBH Migas) 2016 dari sebesar Rp1,4 trilun menjadi Rp1,06 triliun lebih karena harga minyak dunia yang turun.
“Revisi angka perolehan DBH Migas 2016 akan dilakukan di dalam APBD Perubahan,” kata Kepala Dinas Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Herry Sudjarwo di Bojonegoro, Senin (25/1).
Ia menjelaskan sesuai surat dari Kementerian Keuangan terkait DBH Migas bahwa prognosa produksi minyak daerahnya yang ditetapkan 235.000 barel per hari, diturunkan menjadi hanya 195.000 barel per hari.
Sesuai surat itu, menurut dia, penentuan yang disampaikan Kementerian Keuangan, masih dengan memperhitungkan harga minyak dunia di dalam asumsi APBN 2016 sebesar 50 dolar AS per barel.
“Sesuai surat itu, dengan prognosa produksi rata-rata 195.000 barel per hari maka prognosa perolehan DBH Migas diturunkan dari Rp1,4 triliun, menjadi Rp1,064 triliun,” jelas dia.
Tapi penurunan DBH migas daerahnya menjadi Rp1,064 triliun itu, katanya, masih dengan asumsi harga minyak dunia di dalam APBN 2016 sebesar 50 dolar AS per barel.
Padahal, lanjut dia, harga minyak dunia terus menurun hingga saat ini menjadi sekitar 30 dolar AS per barel. “Revisi perolehan DBH Migas akan kami lakukan di dalam APBD Perubahan, sambil menunggu revisi ulang pemerintah, terkait perolehan DBH Migas, karena adanya penurunan harga minyak dunia,” katanya.
Ditanya perkiraan realisasi perolehan DBH Migas di daerahnya pada 2016, ia mengaku belum bisa menyebutkan, karena masih menunggu turunnya harga minyak dunia sampai titik terendah. “Ya, syukur kalau harga minyak dunia kembali naik,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan penurunan prognosa produksi minyak di daerahnya menjadi 195 ribu barel per hari, karena produksi puncak minyak Blok Cepu, yang dimulai awal 2016, hanya dipatok 165.000 barel hari.
Selain itu, katanya, ditambah dengan produksi minyak lapangan Sukowati yang dikelola Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ) dan lapangan Tiung Biru (TBR) dan lapangan sumur minyak tua. “Target produksi puncak minyak Blok Cepu rata-rata sebesar 205.000 barel per hari tidak bisa direalisasikan,” katanya. [bas,ant]

Tags: