Pemkab Bojonegoro Kenalkan Potensi Desa Melalui Festival Gerabah

Bupati Bojonegoro, Suyoto saat berbincang-bincang kepada warga dalam festival gerabah di Desa Rendeng Kecamatan Malo Bojonegoro. (achmad basir/bhirawa)

Bojonegoro, Bhirawa
Banyak cara untuk mempromosikan potensi daerah atau dalam lingkup yang lebih kecil seperti desa. Salah satunya adalah dengan sebuah event. Hal ini pula yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa Karya Mulya Desa Rendeng Kecamatan Malo, kemrain (21/2). Festival gerabah ini digelar untuk kali pertama.
Festival diawali dengan kirab maskot Kabupaten Bojonegoro si Gogor dan Gucci Gerabah yang diarak dari Wisata Edukasi Gerabah Rendeng menuju Balai Desa. Kemudian Si Gogor di letakkan diperempatan Desa Rendeng Kecamatan Malo.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penandatangan prasasti oleh Bupati Bojonegoro, Suyoto. Tampak hadir dalam kesempatan ini Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Industri dan Tenaga Kerja, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Forkompimka dan tamu undangan lainnya.
Menurut Camat Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro, Moch Arifin mengatakan, Desa Rendeng ini menjadi sentra baru yang prospeknya menggemberikan, hanya saja pihaknya mengharapkan agar ada perhatian secara khusus utamanya untuk infrastruktur jalan. “Karena jumlah pengunjung di sentra gerabah ini meningkat jumlahnya dari tahun ketahun,” ujarnya.
Sementara itu Bupati Bojonegoro, Suyoto, menyampaikan ditahun 2007 Gerabah masih sangat kuno dan pengrajinnya juga menurun. Kini Rendeng menjelma menjadi sebuah sentra yang akan menjadi masa depan Bojonegoro.
Kang Yoto, panggilan akrab Bupati Bojonegoro ini, sangat bahagia karena Karang Taruna dan Kepala Desa mempunyai inisiatif mengembangkan karya seni gerabah. “Ke depan Rendeng menjadi prioritas bersama, Malo membuktikan dengan jujur, integritas dan kesederhanaannya membuat Malo menjadi masa depan,” ujar Kang Yoto.
Dijelaskan, ada dua hal yang bisa dijual, pertama produk yang senantiasa berevolusi memyesuaikan jaman dan permintaan. Kedua adalah proses juga bisa dijual menjadi sebuah daya tarik wisata. Masa depan Bojonegoro adalah ekonomi kreatif, ini memerlukan akal dan kreatfitas bersama.
“Yang membanggakan adalah Desa Rendeng ini lebih mengutamakan sentra ekonomi daripada Gedung. Ini adalah suatu yang cerdas karena jika desa lain fokus pada infrastruktur gedung namun Rendeng lebih memilih mengembangkan ekonomi kreatif,” pungkasnya.
Masa depan Bojonegoro selain unsur saint juga mempertimbangkan unsur Art. Masa depan malo harus terus lebih baik lebih baik dimasa depan. Mari kita kumandangkan semangat si Gogor Berani, Jujur , Simple dan Bahagia.
Sementara itu berdasarkan data yang dihimpun kunjungan wisata ditahun 2017 di Desa Rendeng Kecamatan Malo mencapai 13.099 pengunjung. Ditahun 2018 ini untuk Bulan Januari mencapai 1.200 pengunjung. Pengunjung cenderung meningkat saat musim.liburan bahkan pernahmw dalam sehari pengunjung mencapai 1000 orang. [bas]

Tags: