Pemkab Bojonegoro Klaim Angka Kemiskinan Turun Jadi 12,38 Persen

Bojonegoro, Bhirawa
Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dalam penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro mulai menunjukkan keberhasilan.
Berdasarkan evaluasi capaian penanggulangan kemiskinan yang ditetapkan. Angka kemiskinan menunjukkan kecenderungan menurun dalam kurun waktu 2018-2019. Di mana pada tahun 2018 tercatat sebesar 13,6 persen dan pada tahun 2019 turun menjadi 12,38 persen.
Penurunan tersebut disampaikan Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awannah pada refleksi pelaksanaan pembangunan 2019, dipendopo Pemkab Bojonegoro, kemarin.
Di tahun 2019 ini, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bojonegoro, capai 154, 64 ribu jiwa. Jumlah ini tentu berkurang sebesar 9,30 persen ribu jiwa dibandingkan dengan kondisi tahun 2018 yang mana sebesar 163, 94 ribu jiwa. Presentase penduduk miskin di Kabupaten Bojonegoro tahun 2019 sebesar 12,38 persen, sedangkan di tahun 2018 sebesar 13,6 persen.
“Tentu penurunan presentase kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro ini menurun sebesar 0,78 persen lebih baik dibandingkan Jawa Timur yang sebesar 0,61persen,” ujarnya.
Bupati Bojonegoro menyampaikan, data BPS tahun 2018, IPM Kabupaten Bojonegoro mencapai 67,85 dan menempati urutan ke-26 Kabupaten/kota se provinsi Jawa Timur.
“Untuk peningkatan IPM diperlukan upaya pada komponen yakni, umur harapan hidup, rata-rata lama sekolah dan daya beli masyarakat,” jelas Bupati.
Selain itu, untuk mencapai indikator kinerja makro tentu tidak lepas dari dukungan komitmen Ngayomi dan Ngopeni yang diterjemahkan dalam tujuh misi Bupati-wakil bupati, dan diwujudkan dalam bentuk “Sapta Rasa Kridha” (Tujuh belas prioritas pembangunan) yang semuanya difokuskan untuk menurunkan kemiskinan dan mengurangi angka pengangguran.
Dalam hal ini upaya pencapaian “Sapta Rasa Kridha ” diantaranya meliputi peningkatan infrastruktur dan layanan dasar untuk terus dilaksanakan, diantaranya melalui peningkatan jalan sepanjang 135 km pada tahun 2019, dimana pada tahun 2018 kondisi jalan 40 persen meningkat menjadi 56 persen.
Begitu pula kondisi jembatan pada tahun 2018 sebesar 79 persen meningkat menjadi 85 persen sebagai dampak dari pembangunan serta pemeliharaan jembatan yang telah dilakukan.
“Pembangunan sarana air bersih dan sanitasi dasar yang awalnya pada tahun 2018 sebanyak 770 unit, kemudian meningkat menjadi 1057 unit yang lokasinya menyebar di seluruh Kabupaten Bojonegoro,” paparnya. [bas]

Tags: