Pemkab Bondowoso Bentuk Brigade Kendali Karhutla

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kabupaten Bondowoso tahun lalu. (Dokumen.Ihsan Kholil/Bhirawa)

Antisipasi Karhutla di Musim Kemarau
Bondowoso, Bhirawa
Sebagai tindak lanjut antisipasi kebakaran hutan dan lahan yang diinstruksikan melalui surat keputusan Gubernur Jawa Timur dan dalam menghadapi musim kemarau, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso akan membentuk brigade pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Dalam brigade yang dibentuk itu, terdapat lintas sektor yang akan terlibat dalam pengendalian karhutla yakni TNI-Polri, BPBD, Perhutani, Dinas Kehutanan, PUPR dan beberapa instansi lainnya.

“Komandonya Dinas Kehutanan. Perhutani juga masuk di dalamnya,”kata Kalaksa BPBD Kukuh Triatmoko saat dikonfirmasi via sambungan telepon selular, Rabu (2/9).

Kata Kukuh, berdasarkan pengalaman tahun lalu, beberapa titik yang rawan karhutla selama musim kemarau seperti diantaranya yakni Gunung Argopuro, Gunung Suket, Gunung Raung, Ijen dan Purnama.

Dijelaskannya, bahwa musim kemarau di kota Tape ini sudah terjadi mulai bulan April lalu, dan diperkirakan berakhir sampai bulan Oktober 2020. Selain kekeringan, BPBD Bondowoso juga mewaspadai kebakaran hutan yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

“Kita waspadai itu, karena tahun kemarin hutan di Bondowoso cukup banyak yang terbakar,” urainya.

Adapun salah satu antisipasinya Kukuh menerangkan, yakni dengan menggunakan satelit yang dapat mengetahui titik-titik api yang biasanya terjadi.

“Melalui informasi dari satelit, api kecilpun disitu umpama ada orang membakar sampah biasanya terdeteksi, kita dapat informasi dan kita datangi untuk memantau kejadian,” terangnya.

Akan hal itu, Kukuh mengimbau kepada masyarakat, jika terpaksa melakukan aktivitas pembakaran untuk keperluan di sekitar hutan harus dijaga, jangan sampai apinya meluas.

“Apalagi sekarang angin juga kencang, ini juga berpotensi dapat memperluas api. Karena, ketika ada orang yang sedang membakar sampah dari api yang kecil karena angin dan tidak bisa teratasi, kemungkinan besar dapat meluas,” jelasnya.

Tidak cukup karhutla saja lanjut Kukuh, bahwa selama kemarau tahun ini banyak desa yang mengalami kekeringan dan membutuhkan pasokan air bersih. Hingga sampai saat ini, BPBD terus menyuplai kebutuhan air bersih disemua daerah yang alami kekeringan, misalnya di Kecamatan Tegalampel dan Botolinggo.

“Untuk yang Botolinggo, airnya memang masih perlu penjernihan,” tandasnya.

Informasi dihimpun, pengiriman air bersih yang dilakukan BPBD Bondowoso untuk Kecamatan Botolinggo dilakukan setiap tiga hari sekali sebanyak dua truk tangki atau 10 ribu liter. [san]

Tags: