Pemkab Bondowoso Lakukan Geolistrik pada Temuan Bata Era Majapahit

Saat dilakukannya geolistrik pada temuan bata kuno era Majapahit di Desa Alas Sumur, Kecamatan Pujer Bondowoso oleh teknik geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan BPCB Trowulan, Jawa Timur. (Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) tengah melakukan geolistrik di lokasi temuan bata kuno di Desa Alas Sumur, Kecamatan Pujer yang diduga peninggalan era Majapahit itu.

Temuan bata kuno peninggalan Majapahit tersebut ditemukan pada September 2020 lalu oleh salah seorang warga Desa Alas Sumur Abdul Ghani didalam sumur dengan kedalaman sekitar 5 meter yang berada disamping rumahnya.

Sementara itu, saat ini Pemerintah Kabupaten Bondowoso melakukan geolistrik untuk mengetahui sebaran dan luasan struktur batu bata kuno yang telah ditemukan tersebut.

“Tujuannya adalah untuk mengetahui potensi struktur batu bata tersebut apa bisa dikembangkan atau tidak nantinya,” kata Kasi Sejarah Dan Kepurbakalaan Disdikbud Bondowoso, Herry Kusdarianto, Senin (23/11).

Geolistrik dilakukan di enam titik dengan waktu selama empat hari oleh teknik geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, atas saran Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Jawa Timur. Bahkan, untuk mengetahui stratigrafi dan struktur tanah, petugas harus memasuki sumur itu.

Akan tetapi, Herry mengaku bahwa selama proses yang dilakukan, pihaknya terkendala oleh hujan yang mengguyur di kawasan tersebut pada setiap siang harinya.

“Memang tidak bisa maksimal karena musim penghujan. Kalau hujan akan mengacaukan perhitungan listriknya. Mulai awal kita hanya bisa start dari pagi sampai jam 1 dan habis itu hujan,” urainya.

Herry menerangkan, saat ini tim geofisika ITS telah kembali ke Surabaya untuk mengolah data yang didapat. Yang mana selanjutnya, hasil temuan itu akan dipaparkan di Forum Group Discussion (FGD), sekitar seminggu ke depan.

“Katanya berkisar 1 minggu setelah kegiatan, dan akan dipaparkan ketika FGD,” terangnya.

Namun manakala hasil geolistrik nantinya perlu ekskavasi penyelamatan. Maka pihaknya akan melakukan ekskavasi bersama BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya).

Untuk diketahui, bahwa geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang bertujuan mengetahui sifat-sifat kelistrikan lapisan batuan dibawah permukaan tanah dengan cara menginjeksikan arus listrik ke dalam tanah. Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika aktif, karena arus listrik berasal dari luar sistem. [san]

Tags: