Bondowoso Perjuangkan Pertanian Organik

Buladkan-tekad-kembangkan-pertanian-di-Bondowoso-dilakukan-Bupati-bersama-Danrem-Dandim-dan-Kadis-Pertanian.

Buladkan-tekad-kembangkan-pertanian-di-Bondowoso-dilakukan-Bupati-bersama-Danrem-Dandim-dan-Kadis-Pertanian.

Bondowoso, Bhirawa
Kesuksesan Pemerintah Kabupaten Bondowoso mengembangkan program pertanian organik terus berlanjut. Setelah memiliki sertifikat organik berstandar nasional Indonesia dari Lembaga Sertifikasi Seloliman (LeSos),  kali ini Pemkab sedang menjajaki untuk memperoleh sertifikat organik Internasional dari Institute for Marketecology (IMO) Swiss.
Kepala Dinas Pertanian, Hindarto mengatakan, sesuai target Kemeterian Pertanian akan ada 100 hektare lahan pertanian yang akan disertifikasi organik internasional. Saat ini, sudah ada sekitar 80  hektare lahan pertanian yang sedang menjalani pendampingan oleh Universitas Brawijaya Malang.
“Universitas Brawijaya yang mendampingi kita untuk mendapatkan sertifikat organik internasional ini. Dari Kementerian Pertanian kita ditarget 100 hektare, saat ini yang siap sudah 80 hektare di Desa Lombok Kulon dan Desa Taal,” kata Hindarto.
Berbagai persiapan untuk mendapatkan sertifikat organik internasional ini mulai dilakukan Dinas Pertanian. Mulai dari kesiapan teknis dilapangan dan juga kesiapan managemen dikalangan petani. Selain itu, pendampingan dan dorongan dari Universitas Brawijaya malang, diharapkan mampu menjadi stimulan baru bagi para petani di Bondowoso.
Dikatakan Hindarto, hasil pendampingan dari Universitas Brawijaya ini akan terlihat dalam waktu 3 bulan kedepan. Pihaknya optimis, para petani akan mudah mengikuti  semua tahapan mengingat Bondowoso sudah lama menerapkan penggunaan sistem organik pada pertanian. “Secara teknis petani kita sudah sangat siap, hanya saja harus di perbaharui lagi mengingat standar yang ditetapkan oleh lembaga internasional tentu berbeda,” imbuhnya.
Berdasarkan catatan Dinas Pertanian, saat ini ada 29,9 hektare lahan pertanian organik di Bondowoso yang sudah mendapatkan sertifikat dari LeSos. Selain itu, akan ada 40 hektare lahan yang menyusul untuk mendapatkan sertifikat organik tahun ini.
Pemerintah Kabupaten Bondowoso sendiri telah memulai Gerakan Bondowoso Pertanian Organik (Botanik) sejak 2008 lalu. Hingga saat ini sebanyak 32 ribu hektare lahan pertanian dari 59 ribu hektare luas tanam telah menggunakan pupuk organik. Gerakan ini juga terbukti berhasil membuat petani tak bergantung pada pupuk kimia. [har]

Tags: