Pemkab dan Gepeng Kucing-kucingan, Razia Terkesan Sia-sia

gepeng-saat-diciduk-Satpol PP, kemarin

gepeng-saat-diciduk-Satpol PP, kemarin

Sumenep, Bhirawa
Razia gabungan yang terdiri dari Dinas Sosial (Dinsos) dan Satpol PP Sumenep terhadap gelandangan dan pengemis (Gepeng) hampir setiap bulan dilakukan, namun hasilnya terkesan kurang efektif. Buktinya, gepeng masih banyak gentayangan di berbagai tempat strategis di Sumenep.
Pemkab dalam hal ini Satpol PP terkesan hanya kucing-kucingan dengan gepeng yang selalu menempati ruang strategis seperti perempatan kota dan Taman Adipura. Razia yang dilakukan terkesan sia-sia karena pelakunya masih tetap sama.
Kasi Rehabilitsi Penyandang Cacat Tuna Sosial dan Tuna Susila, Dinsos Sumenep, Aries Dedy Sugiarto mengatakan, dalam tahun 2014 ini, pihaknya sudah 5 kali mengirim Gepeng ke Balai Pelayanan Sosial PMKS di Sidoarjo untuk dilakukan pembinaan. Dari 5 kali pengiriman itu sebanyak 16 orang gepeng yang telah mendapatkan rehabilitasi sosial atau pembinaan.
“Hasil razia khusus bersama Satpol hanya 3 kali pengiriman, sedangkan dua kali pengiriman itu hasil razia biasa seperti saat akan ada kunjungan kerja Presiden, sehingga semua tempat harus disterilkan dari Gepeng,” kata Aries Dedy Sugiarto, Senin (28/4).
Pihaknya memaparkan, dari 16 Gepeng yang dikirim ek Sidoarjo itu, masing-masing dari berbagai daerah yang ada di kabupaten Sumenep, di antaranya dari kecamatan Pragaan, Batu Putih, Batang-batang dan Manding. “Semua gepeng yang kami kirimkan itu dari berbagai kecamatan di Sumenep, bukan dari luar daerah. Pengiriman ke panti itu untuk dilakukan pembinaan biar ada efek jera, karena waktunya cukup lama yakni 3 bulan,” ungkapnya.
Aries mengklaim, dengan dikirmkannya gepeng ke panti si Sidoarjo itu sangat berdampak positif. Sebab belakangan ini, Gepeng sudah jarang kelihatan diberbagai tempat umum, meskipun pada dasarnya masih ada saja Gepeng yang berkeliaran ditempat lain.
“Keluarganya juga dimintai untuk membuat pernyataan agar bisa mengurus anggota keluarganya yang menjadi Gepeng itu, namun jika keluarganya tidak sanggup, maka Gepeng tersebut akan dipelihara oleh pemerintah,” tuturnya.
Aries juga memaparkan, tidak semua Gepeng itu berasal dari keluarga tidak mampu, sebab sering kali keluarganya yang menjemput ke Dinsos, ternyata ada yang memiliki mobil dan toko. Tapi ada juga yang memang orang tidak mampu, kehidupannya bergantung pada mengemis.
“Para Gepeng itu tidak semuanya orang miskin. Bahkan diantara mereka, ada anaknya yang sudah memiliki mobil dan toko. Juga ada sebagian dari mereka yang memang betul- betul miskin,” pungkasnya. [sul]

Tags: