Pemkab Gresik Ngotot Bangun GNI

Gedung Nasional Indonesia GresikGresik, Bhirawa
Meski sudah lama direncakanan, pembagunan GNI (Gedung Nasional Indonesia) hingga kini belum terealisasi. Karena terjadi polemik terkait pembangunan gedung itu. Sebab ada sebagian pendapat kalaui Gedung GNI itu merupakan bangunan cagar budaya yang harus dilindungi.
Seperti tahun ini, setelah lama gagal Pemkab Gresik kini kembali berencana membangun gedung tua yang berada di Jl Pahlawan itu. Agar tak terjadi polemik lagi, sebelum pembangunan gedung dilaksanan, Pemkab meminta  pendapat dan saran dari masyarakat. Jika ada yang keberatan, dipersilahkan mengirim surat keberatan disertai alasan. Keberatan itu dikirim melalui kotak pos yang telah disediakan. ”Jika  ada yang keberatan silahkan kirim ke kotak saran dengan disertai alasan,” kata Nanang Setiwan, Kepala Bagian Perlengkapan Pemkab Gresik, Kamis (17/7).
Kotak saran itu, kata Nanang, ditutup paling lambat pada 20 Agustus 2014 mendatang. Jika sampai batas waktu itu tak ada yang keberatan, maka pembangunan GNI akan dilaksanakan. Meski sudah hampir sebulan kotak saran itu dibuka, hingga kini belum ada respon dari masyarakat maupun LSM. ”Kalau ada yang keberatan akan dipelajari apa yang menjadi alasan. Kalau alasannya tak rasional, apalagi oleh segelintir orang tetap jalan. Artinya, pembangunan tetap dilaksanakan,” jelas mantan Kasubug Protokol ini.
Jika tak ada protes, menurut rencana akhir tahun 2014 pembangunan Gedung GNI itu sudah bisa dilaksananan dengan membangun pondasi. Sementara untuk tahap pembangunan berikutnya akan dilaksanakan pada APBD 2015. Pembangunan Gedung GNI itu diperkirakan menelan dana sekitar Rp7 miliar.
Nanang sendiri tak sependapat jika GNI itu disebut termasuk bangunan cagar budaya. Sebeb, gedung itu dibangun pasca Kemerdekaan RI 1945. Gedung GNI itu dibangun pada 1960, saat itu Bupati Gresik masih dijabat Amiseno.
Menurut Nanang, alasan pembangunan gedung GNI itu karena kondisinya sudah tua. Hampir tiap tahun Pemkab harus mengalokasikan anggaran untuk biaya pemeliharaan.  Sejauh ini gedung GNI itu hanya ramai disewa untuk acara resepsi pernikahan oleh warga keturunan Arab. [eri]

Keterangan Foto : Sebelum dibangun Pemkab memasang banner di depan Gedung GNI meminta pendapat masyarakat. [kerin ikanto/bhirawa]

Rate this article!
Tags: