Pemkab Kucurkan Bantuan Petani Pasca Erupsi Kelud

Kab Malang, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang telah mengucurkan bantuan kepada petani korban erupsi Gunung Kelud ditiga wilayah, yakni Kecamatan Ngantang, Kasembon, dan Pujon. Sedangkan bantuan yang diberikan Pemkab tersebut untuk petani yang mengalami gagal panen akibat debu vulkanik Gunung Kelud, dan masing-masing petani mendapatkan bantuan sebesar Rp7,6 juta.
Saat ini, jelas Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Malang, Minggu (9/3), kepada wartawan, luas lahan pertanian yang mengalami gagal panen mencapai 5.146 hektare. Sedangkan pola bantuan yang diberikan kepada petani tersebut, yaitu berupa benih, pupuk, dan pengolahan lahan. Namun, bantuan itu akan kita berikan pada bulan April 2014 mendatang.
“Hal itu sebagai upaya untuk percepatan pongolahan lahan di wilayah terdampak erupsi Gunung Kelud. Karena lahan pertanian hingga kini masih belum bisa digunakan. Karena selain tanaman yang belum dipotong, itu juga disebabkan mayoritas petani masih berkonsentrasi memperbaiki rumahnya yang sebelumnya mengalami kerusakkan akibat tertimbun material debu vulkanik dan hujan batu kerikil saat letusan Gunung Kelud, pada (13/2) yang lalu,” ungkapnya.
Menurut Tomie, bantuan yang diberikan para petani itu, anggarannya berasal dari APBD Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) dan Kabupaten Malang, serta  berasal dari APBN. Sehungga dengan adanya bantuan dari pemerintah, hal itu agar petani yang lahan pertaniannya rusak sehingga mengalami gagal panen, nantinya bisa beraktifitas kembali.
Potensi kerugian petani di wilayah tiga kecamatan yang berdampak erupsi Gunung Kelud, khususnya tanaman padi, kata dia, yakni  berdasarkan estimasi tanaman padi yang gagal panen mencapai 6 ton per hektare. Sehingga hal tersebut kita khawatirkan akan memengaruhi produksi padi di Kabupaten Malang. “Sudah kita pastikan produksi padi di wilayah terdampak erupsi Gunung Kelud turun pada musim panen mendatang,”  paparnya.
Sebab, lanjut Tomie, jika dalam kondisi normal pemulihan lahan membutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga bulan. Namun, dengan kondisi lahan setelah tertimbun debu vulkanik, maka Pemkab melakukan percepatan sekitar 1,5 bulan. Tujuannya agar lahan yang rusak akibat erupsi bisa segera berproduksi kembali oleh para peyani. Dan selain lahan pertanian yang mengalami kerusakkan, lahan perkebunan juga mengalami kerusakkan yaitu mencapai
1.792 hektare, dan tanaman buah-buahan sebanyak 260.060 pohon.
“Sejauh ini kerugian sektor pertanian akibat erupsi Gunung Kelud kita taksir sebesar Rp 134,505 miliar. Rinciannya, kerugian di Kecamatan Ngantang sebesar Rp 34,682 miliar, Kasembon Rp 34,622 miliar, dan Kecamatan Pujon Rp 65,2  miliar,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menambahkan, realisasi panen padi pada  bulan Januari-Maret 2014, di 30 kecamatan dari 33 kecamatan yang ada di Kabupaten Malang ini sudah tercapai 18.504 ton berasal dari lahan seluas 2.660 hektare. Dan meski di wilayah Malang Barat lahan persahawan mengalami kerusakkan, tapi pasokan beras masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Malang.
Namun begitu, tutur Tomie, kami  tetap berupaya mempercepat mengolah lahan sawah yang tertimbun material vulkanik. “Agar empat bulan mendatang di wilayah tiga kecamatan tersebut bisa memroduksi padi lagi,” ujarnya. [cyn]