Pemkab Lumajang Gencar Lakukan Standarisasi Produk Unggulan

DIGITAL CAMERALumajang, Bhirawa
Pemkab Lumajang tak mau tinggal diam dalam menghadapi pemberlakukan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) tahun 2015 mendatang, Langkah konkret yang dilakukan adalah gencar melakukan standarisasi produk unggulan agar kualitas dan mutunya layak memasuki pasar ekspor. ”Kabupaten Lumajang melakukan berbagai persiapan guna menjemput tantangan persaingan yang semakin global yang akan dihadapi khususnya MEA yang sudah ada di depan mata,” kata  Drs Eddy Hozainy Kabag Humas Pemkab Lumajang.
Langkah ini juga sebagai bentuk respon langsung dari Kementrian Pertanian RI yang mensyaratkan standarisasi  bagi produk-produk pertanian khususnya dalam menghadapi MEA 2015.
Persiapan ini dikongkretkan jajaran Pemkab Lumajang dengan mendorong optimalisasi potensi yang ada. ”Salah-satunya adalah kesiapan standarisasi produk asli daerah untuk menghadapi persaingan pasar yang dipastikan semakin ketat dan kompetitif”jelasnya.
Lebih lanjut Eddy mengungkapkan  menyangkut hal ini, Drs H Asat Malik, Mag Wakil Bupati secara khusus telah diminta oleh DR H Soekarwo Gubernur Jatim saat peringatan HUT Provinsi Jatim Ke-69 di Gedung Negara Grahadi lalu, untuk dipersiapkan produk daerah agar mampu bersaing ekspor.  ”Selanjutnya, Wakil Bupati meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) untuk segera melakukan tindak-lanjut,”tambahnya. Yakni mendorong standarisasi produk unggulan di Kabupaten Lumajang yang layak dan mampu bersaing di pasar ekspor.
Produk unggulan ini di antaranya, lanjut Eddy berupa komoditi hortikultura dan khususnya adalah produk UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah). ”Sebelum bersaing di pasar ekspor, sebelumnya produk harus mendapatkan standar yang diakui,”imbuhnya. Agar persaingan pasar saat MEA diberlakukan nanti, produk sudah layak untuk bersaing.
Kabag Humas Pemkab Lumajang mencontohkan, saat ini produk hortikultura yang telah mengantongi standarisasi diantaranya Pisang Mas Kirana dan Salak Pronojiwo yang keduanya telah mendapatkan sertifikasi Global GAP.  ”Ini artinya upaya-upaya menstandarisasi itu sudah dilakukan di Lumajang,”tandasnya. Dan untuk produk lainnya akan menyusul. Gubernur Jatim juga telah menyampaikan harapannya, ketika nanti MEA diberlakukan, masyarakat agar mengunakan produk lokal. ”Karena bagaimanapun persaingan tidak mungkin bisa dihindari sehingga berbagai produk akan bebas beredar di pasaran,”terangnya.
Sementara untuk kesiapan dari sektor tenaga kerja, peningkatan SDM (Sumberdaya Manusia) akan dilakukan dengan menggenjot skill (kemampuan, red). ”Kita akan mencontoh Provinsi Jatim, yakni dengan memperbanyak lembaga pendidikan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan),”ungkapnya. Tentu saja  dengan tetap memperhatikan potensi sumberdaya alam yang ada. Contohnya, sambung Eddy Hozainy, saat ini sudah ada SMK Mesin di Kecamatan Klakah, SMK Perkayuan di Kecamatan Pasirian, SMK dengan jurusan bisnis danmultimedia di SMKN 1 Lumajang,. SMK dengan spesialisasi tata busana dan tata boga di SMK Negeri 2 Lumajang, SMK Senduro dan SMK Pertanian di wilayah Kecamatan Tekung. ”Tentunya jumlah SMK ini nantinya akan terus ditambah dengan melihat potensi yang ada di Kecamatan lainnya,”paparnya. Prinsipnya, perbandingan antara SMA dan SMK adalah 30 dibanding 70. Meski sejauh ini dinilai masih kurang, namun lembaga yang ada akan dioptimalkan.  Yang jelas, pendidikan di jenjang SMK ini diharapkan bisa mencetak tenaga kerja yang memiliki kemampuan memadai dan mampu bersaing di pasar kerja. ”Terutama untuk mengelola potensi sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Lumajang,”tegasnya. Apalagi, kita sudah memiliki rintisan PTN (Perguruan Tinggi Negeri yang bernama AKNL, Akademi Komunitas Negeri Lumajang dengan jurusan yang menyesuaikan pengelolaan potensi yang ada di Lumajang juga. [yat*]

Keterangan Foto : Dra Eddy Khozainy, Kabag Humas Pemkab Lumajang.

Tags: