Pemkab Lumajang Jamin Stok Pangan Aman

stok_panganLumajang, Bhirawa.
Pasca kenaikan harga BBM, Pemkab Lumajang bertindak cepat melakukan koordinasi untuk memastikan stok pangan di pasaran mencukupi.” Ketersediaan pangan dijamin mencukupi sampai akhir tahun,”kata  Ir Khairil Diany Kepala Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Kabupaten Lumajang. Bahkan, sampai 4 bulan ke depan ketersediaan stok pangan mencukupi karena ada sejumlah komoditi yang surplus.  Seraya menambahkan ini merupakan hasil koordinasi dengan berbagai pihak terkait. ”Ini dilakukan untuk memastikan sekaligus menjaga ketersediaan stok pangan masyarakat pasca kenaikan harga BBM,”tambahnya. Terutama, ketercukupan dari 9 bahan kebutuhan pokok masyarakat.
Masih kata Khairil, bahan pokok tersebut adalah beras sesuai hasil laporan Dinas Pertanian dan Bulog. Untuk komoditi daging, jagung, gula, bawang merah dan cabe merah juga mencukupi. “Hanya komoditi kedelai saja yang sempat dilaporkan minus yang disebabkan defisit karena masih memasok kebutuhan dari luar,”ungkapnya. Namun, pertengahan Okrober lalu telah memasuki panen raya sehingga menjadi tercukupi.
Untuk komoditas bawang merah, selama ini tetap menggantungkan dari luar daerah. Lain lagi dengan cabe merah, yang banyak dibudidayakan yang saat ini juga dinilai mampu mencukupi permintaan masyarakat. ” Untuk komoditas lainnya seperti daging sapi, dijamin akan memenuhi kebutuhan,”paparnya. Dimana, komoditas daging sapi ditargetkan akan mencapai produktivitas 175 ribu ton setahun. “Saat ini menurut Sensus masih pada kisaran 164 ribu ton saja,”terangnya. Namun masih ada waktu setengah tahun untuk mencapai target itu. ”Apalagi melalui Inseminasi Buatan, maka dalam sekali proses diperoleh 30 ribu ton sesuai jumlah populasi ternaknya,” tandas Khairil Diany.
Sementara itu, harga sembilan bahan pokok (sembako) di sejumlah pasar tradisional kabupaten Sumenep tidak terpengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pasalnya, harga sejumlah kebutuhan rumah tangga tidak mengalami kenaikan secara signifikan.
Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumenep, Henny Yulianto menyatakan, harga sembako di kabupaten paling ujung timur Pulau Madura ini, hanya sebagian yang mengalami kenaikan seperti cabe merah besar dari Rp42 ribu menjadi Rp48 ribu per kilogram. Bawang putih Rp12 ribu menjadi Rp13 ribu, bawang merah Rp13 ribu menjadi Rp14 ribu per kg.
Sementara, harga cabe kecil Rp60 ribu per kg. “Kenaikan harga BBM pasti berpengaruh pada harga kebutuhan, namun sepertinya tidak terlalu banyak pengaruhnya karena tidak semua harga kebutuhan naik,” kata Henny Yulianto, di kantornya, Senin (24/11).
Menurut Henny, harga sejumlah kebutuhan lebih banyak yang tetap seperti minyak goreng curah Rp11 ribu per kg, mentega curah Rp20 ribu, tepung bermirek antara Rp6 ribu. Hingga Rp7.500 per kg. “Telur ras Rp16.500 per kg, telur ayam kampung Rp32 ribu per kg. Daging sapi seharga Rp110, dan daging ayam Rp26 ribu per kg. Jadi lebih banyak yang tetap, termasuk harga sayur mayur,” ungkapnya.
Dia menegaskan, untuk harga beras merk ikan paus tetap yakni Rp222 ribu per 25 kg, merek lima jaya super Rp210 per 25 kg dan merica Rp70 ribu per kg. “Untuk harga yang naik itu dipengaruhi oleh stok yang berkurang seperti cabe dan faktor cuaca juga menjadi penyebabnya, bukan semata-mata kenaikan harga BBM bersubsidi,” tuturnya.
Jika stok kebutuhan sembako dan sayur mayur itu sudah normal, dipastikan harga juga akan normal bahkan akan turun. Sebab, pengaruh kenaikan harga BBM tidak terlalu signifikan. Buktinya hanya sedikit harga kebutuhan yang mengalami kenaikan pasca kebijakan kenaikan BBM. “Kalau stoknya sudah memadai, pasti harganya normal lagi,” tukasnya. [yat.sul]

Tags: