Pemkab Malang Bina Eks Anggota Gafatar

Staf Ahli Bupati Malang Bidang Hukum dan Politik Yoyok Wardoyo (kanan) saat memberikan penyuluhan terhadap eks anggota Gafatar, di UPT Loka Binas Karya Dinsos Kab Malang, Desa Banjarejo, Kec Pakis, Kab Malang. [cahyono/bhirawa]

Staf Ahli Bupati Malang Bidang Hukum dan Politik Yoyok Wardoyo (kanan) saat memberikan penyuluhan terhadap eks anggota Gafatar, di UPT Loka Binas Karya Dinsos Kab Malang, Desa Banjarejo, Kec Pakis, Kab Malang. [cahyono/bhirawa]

Kab Malang, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang telah melakukan penjemputan eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sebanyak 17 orang berasal dari Kabupaten Malang, dari Asrama Transito, milik Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim).
Sementara eks anggota gafatar ini ditempatkan di di gedung milik Unit Pelaksana Teknis (UPT) Loka Bina Karya Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Malang, Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten setempat.
Kepala Dinsos Kabupaten Malang Sri Wahyuni Pudji Lestari, Selasa (26/1), kepada wartawan menjelaskan eks anggota Gafatar tersebut terdiri dari 6 pria dewasa, 4 perempuan dewasa, serta 7 anak-anak.
“Dari 17 orang tersebut kita tampung sementara selama 3 hari. Dan selanjutnya, akan kita pulangkan ke rumahnya masing-masing, setelah mereka mendapatkan pengarahan baik dari, Dinsos, Badan Kesejahteraan, Kebangsaan dan Politik (Bakesbangpol), Majelis Ulama Indomesia (MUI), Lembaga Konseling Kesejahteraan Keluarga (LK3), Kodim 0818 Kabupaten Malang/Kota Batu, dan Polres Malang,” terangnya.
Dijelaskan, eks anggota Gafatar tersebut dari Asrama Transito Surabaya diangkut dengan menggunakan dua bus milik Pemkab Malang. Dan ketika tiba di gedung UPT Loka Bina Karya, raut wajahnya terlihat kelelahan.
Sementara, Loka Bina Karya mampu menampung maksimal 40 orang. Selain itu, satu orang dewasa dan dua anak-anak saat tiba di tempat penampungan sementara dalam kondisi sakit influenza dan diare.
“Tapi mereka sudah mendapatkan penanganan oleh tim medis dari Puskesmas Pakis,” ungkapnya.
Selama di tempat penampungan sementara ini, Sri mengatakan diberikan penyuluhan keagamaan dan wawasan kebangsaan. Dengan melibatkan berbagai instansi terkait, dan mereka juga diberikan pendampingan dari aspek psikologis terhadap eks Gafatar tersebut. Dan Pemkab Malang sekarang akan melakukan skenario ketika eks anggota Gafatar dipulangkan ke keluarga masing-masing.
“Namun saat ini Pemkab Malang lebih memfokuskan pada pendekatan ideologi terlebih dahulu. Dan eks anggota Gafatar tersebut akan dijamin pemerintah daerah tentang kebutuhan hidupnya. Terutama nantinya, mereka diarahkan ke pemberdayaan ekonomi, karena mereka sudah terlanjur menjual sawah dan ladang di kampungnya,” tuturnya.
Sementara itu, Komandan Kodim (Dandim) 0818 Kabupaten Malang/Kota Batu Letkol (Inf) Riksani Gumay menyampaikan, jika dirinya telah memberikan pembinaan tentang wawasan kebangsaan dan Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia kepada eks anggota Gafatar.
“Karena wawasan kebangsaan merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” ujarnya.
Menurut dia, wawasan kebangsaan yang disampaikan kepada eks anggota Gafatar tersebut, agar paham tentang bagaimana memiliki rasa nasionalisme terhadap bangsa ini. Sehingga dengan harapan mereka akan kembali menjalani kehidupan yang wajar, serta mereka tidak gampang menerima ajaran yang sesat.
“Kami akan mengakomodir korban Gafatar sampai di kampung halamannya. Dan kita dari jajaran TNI, Polri dan Pemkab Malang akan mengakomodir jika mereka kembali kemasyarakat, serta akan kita kawal hingga menjadi warga negara yang baik dan benar,” tandasnya.  [cyn]

Tags: