Pemkab Malang Dukung Indonesia sebagai Negara Eksportir Ikan Tuna

Kapal nelayan Pantai Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kec Sumbermanjing Wetan, Kab Malang, saat disandarkan di tepi pantai, karena nelayan tidak berani melaut

Kab Malang, Bhirawa
Sektor perikanan yang di miliki Kabupaten Malang cukup besar. Sehingga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang terus melakukan upaya dalam meningkatkan produksi ikan laut yang dihasilkan oleh nelayan kabupaten setempat. Seperti produksi ikan tuna di perairan laut Malang Selatan telah memiliki potensi yang cukup besar. Bahkan, ikan tuna asal Kabupaten Malang di eksport ke berbagai negara.
Sedangkan peningkatan produksi ikan tuna di Kabupaten Malan, kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Kabupaten Malang Endang Retnowati, Rabu (24/4), kepada wartawan, hal tersebut juga sejalan dengan target Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negera eksportir tuna. Sehingga dengan meningkatkan produksi ikan tuna, maka pihaknya juga mendukung penuh kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat.
“Dan saat ini pihaknya sedang mengupayakan meningkatkan produksi ikan tuna. Mengingat ikan tuna merupakan salah satu komoditas unggulan di wilayah perairan laut Pantai Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang,” ujarnya.
Sedangkan untuk meningkatkan produksi ikan tuna di wilayah perairan laut Malang Selatan, kata Endang, maka pihaknya sekarang ini sedang berupaya untuk memberikan pendampingan pada para nelayan. Dengan adanya pendampingan itu, agar para nelayan lebih meningkatkan produsksi ikan tuna. Selain itu, juga untuk memenuhi kebutuhan ekspor.
Dijelaskan, pendampingan yang yang akan kita berikan kepada nelayan Pantai Sendangbiru juga ditekankan untuk menjaga kualitas hasil tangkapan ikan. Karena ikan tuna untuk komoditas ekspor, hal yang harus perlu diperhatikan bukan hanya beratnya saja yang diperhitungkan. “Namun, kualitas hasil tangkapan ikan pun, juga harus dipenuhi. Karena komoditas ekspor harus penuhi persyaratan yang minta buyer atau pembeli,” papar Endang.
Ditegaskan, pihaknya juga tidak hanya memenuhi kebutuhan ekspor ikan tuna saja, tapi juga harus mencukupi kebutuhan konsumsi untuk mendukung program gemar ikan. Sebab, program gemar ikan yang dicanangan juga bertujuan untuk menekan angka stunting, serta meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Malang lewat asupan makanan yang bergizi.
Endang menambahkan, sesuai dengan ketentuan jenis tuna yang masuk kategori ekspor minimal harus memiliki berat 50 kilogram, Selain itu, dari segi fisik harus minim cacat, baik itu berupa luka terbuka maupun pecah perut untuk menghindari resiko pembusukan saat proses distribusi. Dan untuk bulan April ini, stok ikan tuna mengalami kekurangan, bahkan bisa dikatakan kosong.
“Karena pada beberapa bulan terakhir ini, produksi ikan tuna diperairan laut Malang Selatan memang turun. Sehingga cold storage atau ruang pendingin yang kita miliki juga kekurangan penyimpanan ikan tuna,” jelasnya.
Menurutnya, cold storage yang kita miliki sekarang ini kapasitasnya boisa menyimpan ikan tuna seberat 100 ton. Sehingga dengan kapasitas tersebut, maka saat ini cold storage yang berada di Desa Tawang Rejeni, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang hanya berisi ikan tunan seberat 5 ton. Dan ikan itu tersebut rencananya akan didistribusikan ke Surabaya dan Banyuwangi.
“Isi cold storage selain ikan tuna, kinijuga terdapat ikan jenis cakalang dan tongkol. Sehingga untuk terisi kembali ikan tuna berada di ruang pendingin, menunggu cuaca di perairan laut Malang Selatan membaik. Karena cuaca ditengah laut hingga kini belum stabil, sehingga nelayan tidak berani melaut,” tandas Endang. [cyn]

Tags: