Pemkab Malang Gerak Cepat Bangun Rumah Warga Terdampak Gempa

Bupati Malang HM Sanusi (pakai peci) didampingi Sekda Kab Malang Wahyu Hidayat (kanan) saat meninjau pemerataan rumah warga yang roboh akibat gempa, di Desa Jogomulyan, Kec Tirtoyudo, Kab Malang. [cahyono/Bhirawa]

Kab Malang, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang telah melakukan gerak cepat untuk melakukan pembangunan rumah sementara bagi warga Kabupaten Malang yang terdampak bencana alam gempa bumi, pada Sabtu (10/4). Sehingga dalam bencana tersebut tidak sedikit rumah warga yang tersebar di 22 kecamatan mengalami kerusakan, baik itu ringan, sedang, dan berat.

Sedangkan pembangunan rumah warga yang terdampak gempa tersebut, kata Bupati Malang HM Sanusi, Rabu (14/4), saat meninjau pemerataan rumah warga yang roboh di Desa Jogomulyo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, yakni berupa rumah sementara yang layak huni. Hal ini agar masyarakat bisa segera menempati rumah masing-masing, sehingga tidak terus tinggal di pengungsian. Dan dirinya sudah memerintahkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang Wahyu Hidayat merancang rumah sementara yang layak huni.

“Namun, cuma bukan rumah gedong, jadi rumah model klenengan yang bisa digunakan. Meski rumah klenenengan, tapi rumah layak huni. Dengan harapan agar warga yang menjadi korban bencana gempa bumi tidak terlalu lama berada ditempat pengungsian,” tegas dia,

Menurut Sanusi, rumah sementara tersebut nantinya akan memiliki luas bangunan  48 meter persegi (m2), yang mana didalamnya sudah tersedia kamar,  mandi, dan dapur. Sedangkan rumah warga yang kita bangun itu hanya sementara, karena untuk mencari rumah sewa cukup sulit. Dan rumah sementara itu akan selesai 14 hari mendatang. Untuk anggaran pembangunan rumah sementara tersebut, diambilkan dari anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT). Karena sesuai perhitungan BTT masih cukup untuk membangun rumah sementara bagi warga yang roboh akibat gempa bumi.  

“Pembangunan rumah sementara itu dari anggaran BTT. Tapi jika nanti tidak cukup, maka akan ada bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Jadi rumah yang rusak berat akan dibantu Rp 50 juta, dan jika kita hitung cukup untuk membangun rumah sementara,” terangnya. 

Sedangkan, kata dia pembangunan rumah sementara itu, sudah sesuai dengan keinginan Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo, hal itu agar tidak menimbulkan klaster penyebaran Covid-19 saat berada di tenda pengungsian. Dan rumah sementara yang kita bangun ini rumah standar nasional, jika nanti masyarakat tidak merubah ya tidak apa-apa ditempati seterusnya. 

Sementara itu, Sekda Kabupaten Malang Wahyu Hidayat menambhkan, pihaknya sudah melakukan pemerataan rumah yang roboh akibat digucang gempa bumi dengan menggunakan alat berat, hal ini agar memudahkan proses pembangunannya. Dan setelah rumah yang rusak berat kita ratakan, selanjutnya akan kita bangun kembali, dan material sudah kita siapkan. Sedangkan pembangunan rumah itu sifatnya sementara, agar warga yang menjadi korban bencana gempa bisa menempati rumahnya kembali.

“Dan di Desa Jogomulyan terdapat rumah warga yang rusak sebanyak 11 rumah. Dan berdasarkan istimasi biaya dalam membangun rumah sementara itu, per rumah menghabiskan anggaran sebesar Rp 15 juta-Rp 20 juta,” ungkapnya.

Perlu diketahui, berdasarkan data yang berhasil dihimpun Posko Desa Jogomulyan, Kecamatan Tirtoyudo, yang terdampak gempa bumi yang berkekuatan  6,1 Skala Richter (SR) telah  mengakibatkan sebanyak 227 rumah warga rusak dari 408 Kepala Keluarga (KK), dengan jumlah jiwa sebanyak 1.271 orang. Sedangkan dari jumlah jiwa tersebut, satu diantarnya meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan, yang bernama Gimah (93) warga Dusun Sumbermanggis, Desa Jogomulyan, dan keluarga korban sudah mendapat santunan dari Pemkab Malang. [cyn]

Tags: