Pemkab Minta Kementerian BUMN Kaji Ulang Rencana Penutupan 3 PG di Situbondo

Sekda Syaifullah (kanan berkacamata) saat mendampingi Menteri BUMN RI Rini M Sumarno bersama kalangan BUMN di Kabupaten Situbondo belum lama ini. [sawawi]

Sekda Syaifullah (kanan berkacamata) saat mendampingi Menteri BUMN RI Rini M Sumarno bersama kalangan BUMN di Kabupaten Situbondo belum lama ini. [sawawi]

Situbondo, Bhirawa
Rencana penutupan tiga Pabrik Gula (PG) yang ada di Kabupaten Situbondo yakni PG Olean, PG Wringin Anom dan PG Panji mendapat perhatian serius Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Situbondo Syaifullah. Mantan Kepala Bapeda Pemkab Situbondo itu secara tegas mendesak Kementerian BUMN untuk mengkaji ulang rencana penutupan tiga PG di Situbondo tersebut. Sebab jika rencana itu diwujudkan, dikhawatirkan banyak dampak negatif yang bakal menimpa Kabupaten Situbondo, terutama di bidang ekonomi dan ketenagakerjaan.
Menurut Syaifullah permintaan untuk mengkaji ulang kebijakan yang ditelorkan Kementerian BUMN yang kini dipimpin oleh Rini M Sumarno itu sangat relevan. Sebab, urai Syaifullah, sejak kabar itu digulirkan ke publik banyak muncul perdebatan dan tanggapan yang beragam di kalangan petani tebu di Kota Santri Situbondo. “Sudah ada pernyataan sikap dari Bupati Situbondo Dadang Wigiarto agar rencana penutupan PG dikaji ulang,” ujar Syaifullah, Kamis (20/10).
Alasan untuk dikaji ulang rencana penutupan PG tersebut, kata Syaifullah, didasarkan kepada sikap masyarakat di sekitar PG yang menolak kebijakan tersebut. Selain itu, wacana solusi untuk  perluasan lahan sebagai salah satu tidak ditutupnya PG, masih memungkinkan dengan catatan PG benar-benar  memberikan  peningkatan kesejahteraan kepada para petani tebu di Situbondo. “Jika kesejahteraan petani dengan menanam tebu semakin baik, otomatis masyarakat  akan memperluas lahannya untuk kembali semangat menanam tebu. Makanya potensi perluasan lahan saat ini masih ada, tetapi pihak PG harus berkomitmen meningkatkan kesejahteraan petani,” jelas Syaifullah.
Selain itu, sambung Syaifullah, jika PG itu benar-benar ditutup dampaknya sangat besar. Salah satunya dampak sosial yakni dari sisi pengangguran yang secara otomatis dapat mengganggu terhadap tingkat pengangguran di Kabupaten Situbondo. Ditambahkan Syaifullah, gula Situbondo telah terbukti dapat memberikan kontribusi sebesar Rp 700 miliar. Sebab produksi gula menyumbang kebutuhan nasional 4 persen dan kebutuhan Provinsi Jatim sebesar 12 persen. “PG Asembagus ini sudah masuk nominasi 10 besar tingkat nasional. Persisnya PG Asembagus ini masuk peringkat 3 dari PG se-Indonesia,” papar Syaifullah.
Syaifullah menandaskan, surat permintaan pengkajian ulang rencana penutupan 3 PG itu sudah ditandatangani Bupati Dadang Wigiarto dan Ketua DPRD Akhmad Basori Shanhaji belum lama ini. Masih kata Syaifullah, surat itu sudah dikirim kepada Kementerian BUMN RI di Jakarta dengan tembusan Presiden RI. “Dalam hal ini pemerintah hanya memfasilitasi saja. Ini sesuai dengan harapan bupati yang akan menerapkan pola dan tata tanam tebu. Tetapi ke depan PG harus memberikan jaminan kesejahteraan kepada petani,” pungkas Syaifullah. [awi]

Tags: