Pemkab Mojokerto-PT Wilmar Padi Indonesia Ditunggu Petani Realisasinya

Pjs. Bupati mojokerto didampingi Kepala dinas Pertanian sedang menerima rombongan dari Pt. Wilmar padi Indonesia di ruang kerjanya.

Mojokerto. Bhirawa
Musim tanam padi dan jagung terhitung sejak bulan juni hingga bulan November tahun 20 ini, bagi seluruh petani di wilayah Kabupaten Mojokerto, khususnya di Kecamatan Mojosari adalah musim tanam yang paling sulit dan memusingkan kepala.

Selaian terjadi kelangkaan pupuk bersubsi yakni pupuk urea, sehingga petani tidak bisa memupuk tanaman tepat waktunya. Namun bersamaan dengan serangan virus covid-19.ini Juga, Tanaman padi dan jagung yang ditanam petani juga bertubi tubi diserang penyakit. Seperti tikus. Wereng juga ulat daun.

Untuk itu dengan adanya teken kerjasama antara Pemkab.Mojokerto dengan PT. Wilmar Padi Indonesia, tentang peningkatan hasil produksi pertanian dengan menggunakan pupuk pengganti urea yang di produksi PT. Wimar, adalah kerja nyata yang sangat ditunggu realisasinya kepada petani.

Sebagaimana disampaikan petani asal Desa Randubango Kecamatan Mojosari. Pono ( 65 th ) kepada Bhirawa. Rabu (4/11). Mengatakan, para petani pada musim tanam pertengahan tahun 2020 kali ini, sangat susah. Betapa tidak tanaman padi umur satu minggu dan 30 hari usai tanam yang seharusnya mendapatkan asupan pupuk. Ternyata pupuk urea hilang di pasaran, yang ada justru pupuk urea non subsidi yang dijual dengan harga Rp 280 ribu/zak.

Untuk itu harapan petani jika Pemda telah kerja sama dengan PT. Wilmar yang menyediakan pupuk kwalitas bagus, adalah harapan para petani. Jelas Pono

Adapun harapan besar para petani berawal dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui Dinas Pertanian, 2 minggu lalu tepatnya tgl 21/11/20. menjalin kerjasama dengan PT. Wilmar Padi Indonesia, dalam upaya meningkatkan hasil panen padi melalui metode demonstrasi plot (demplot). Metode ini dilakukan dengan memberi penyuluhan langsung kepada petani, dengan membuat lahan percontohan dengan penggunaan pupuk secara tepat dan berimbang sehingga hasil panen lebih maksimal.

Program demplot PT. Wilmar Padi Indonesia di Kabupaten Mojokerto, tersebar pada 13 titik di 18 kecamatan. Per hektar lahan, akan diberi perlakuan pemupukan menggunakan pupuk PT. Wilmar yakni Mahkota sebanyak 50 persen, dan 50 persennya lagi menggunakan perawatan petani sendiri.

Pupuk Mahkota PT. Wilmar Padi Indonesia diklaim berhasil meningkatkan produksi padi hingga 33 persen, setelah diterapkan di daerah lain di Jawa Timur. Hasil ini tentunya juga diharapkan terwujud di Kabupaten Mojokerto, yang akan memulai masa panennya pada akhir November 2020 hingga Januari 2021. Tujuan akhirnya sangat jelas, petani akan diuntungkan jika pemakaian pupuk lebih efisien dengan hasil lebih besar.

PT. Wilmar juga telah menyatakan kesediaan untuk menyuplai pupuk bagi para petani, dengan menanggung kerugian apabila hasil panen tidak sesuai yang ditawarkan. Hasil panen pun selanjutnya akan dibeli langsung oleh PT. Wilmar. Hal tersebut disampaikan pada pertemuan dan audiensi bersama Pjs Bupati Mojokerto Himawan Estu Bagijo, pada Rabu 21 Oktober lalu di ruang Satya Bina Karya.

Pjs Bupati Mojkerto Himawan Estu Bagijo, pada pertemuan tersebut menyatakan dukungan atas kerjasama ini. Himawan bahkan memproyeksikan panen demplot padi akan mendorong pendapatan para petani. Bahkan, dapat dimanfaatkan sebagai destinasi wisata pertanian.

“Someday, panen-panen begini itu bisa dibuat wisata, seperti wisata panen padi. Kita bisa berdayakan warga sekitar untuk mengelola. Saya rasa kerjasama ini akan mampu mendorong pendapatan petani-petani kita bahkan pendapatan Jawa Timur,” kata Pjs Bupati Mojokerto didampingi Kepala Dinas Pertanian Teguh Gunarko.(min)

Tags: