Pemkab Nganjuk Dorong Percepatan Pembangunan Bendungan Semantok

Foto-semantok= Mendorong percepatan pembangunan, Wabup Nganjuk Marhaen Djumadi menggelar rapat koordinasi dengan pihak pelaksana pembangunan Bendungan Semantok.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Pemkab Nganjuk terus berupaya agar pembangunan Bendunganatau Bendungan Semantok di Kecamatan Rejoso dipercepat. Karena diharapkan Bendunganseluas sekitar 700 hektare dengan investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 1,75 triliun dari APBN dapat segera memacu perekonomian masyarakat setempat.
Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi mengatakan, kembali melakukan rapat koordinasi sejumlah pihak terkait dan dari Pemkab Nganjuk sendiri. “Alhamdulillah, sejumlah hambatan dalam pembangunan Bendungan Semantok di Rejoso Nganjuk sudah ada solusi dan jalan keluarnya setelah melalui pembahasan dalam rakor,” kata Marhaen Djumadi.
Dijelaskan Marhaen Djumadi, salah satu hambatan dalam pembangunan Bendungan Semantok yakni terkait izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH). IPPKH tersebut diberikan pada penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan diluar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan kawasan hutan sendiri. “Disitu ada aturan yang jelas tapi saling bersinggungan, dan hal itu telah terselesaikan dengan baik melalui rakor bersama Kemenko Ekuin, Kementerian ESDM, dan Kementerian Lingkungan Hidup serta lainya,” ucap Marhaen Djumadi.
Dengan demikian, pembangunan BendunganSemantok yang nantinya akan menjadi bendungan terbesar di Indonesia sekaligus obyek wisata tersebut diharapkan bisa dipercepat setelah hambatan terselesaikan. Dan diharapkan sesuai rencana awal Bendungan Semantok bisa diresmikan pada tahun 2021 bisa terwujud.
Diakui Marhaen, melihat perkembangan megaproyek nasional Bendungan Semantok dinilainya berjalan sangat lambat. Berdasarkan pengamatan Pemkab Nganjuk, proses pembangunan Bendungan atau BendunganSemantok baru mencapai sekitar 18 persen dari total seluruh pembangunan. Padahal, prosesnya sudah dimulai sejak dua tahun yang lalu.
“Kami mengerti selama proses pembangunan ini ada banyak masalah dan kendala, sehingga proses pembangunannya berjalan lambat. Tetapi harus tetap diupayakan, pembangunan mega proyek ini selesai sesuai rencana,” ujar Marhaen.
Oleh karena itu, ungkap Marhaen, Pemkab Nganjuk tak kenal lelah untuk terus berupaya mendorong agar pemerintah pusat mempercepat pembangunannya. Perlu diketahui, Bendungan Semantok berlokasi di Desa Tritik dan Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk memiliki luas sekitar 700 hektare. Bendungan tersebut diproyeksikan mmmpu mengairi lahan pertanian seluas sekitar 1.554 hektare, dengan kapasitas air mencapai 17.630 meter kubik, serta mampu menghasilkan tenaga listrik 1.01 Megawatt.
Mega proyek pembuatan Bendungan Semantok ini merupakan mega proyek nasional yang langsung diperintahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Pembuatan Bendungan Semantok ini diharapkan dapat menjadi sarana irigasi lahan pertanian daerah sekitar, serta menjadi sarana penyedia air untuk daerah rawan kekeringan.
Selain untuk sarana irigasi dan penyedia air, dibuatnya Bendungan Semantok ini juga bertujuan untuk meningkatkan taraf perekonomian warga sekitar dengan menjadikan daerah Bendungan Semantok menjadi daerah destinasi wisata seperti pada Bendungan Kali Bening di Madiun. Sehingga warga sekitar juga dapat menciptakan dan mengembangkan UMKM yang nantinya dapat dipasarkan pada pengunjung Bendungan Semantok.(ris)

Tags: