
Kerjsama UMM dan Pemkab Nganjuk untuk penanaman bawang organic.
Pertanian organik terus digalakan untuk mendapatkan makan sehat. Bersama Pemda Nganjuk, tim Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk pengmbangan pertanian organik.
Kerjasama tersebut telah diawali dengan penanaman di demonstration plot (demplot) pada 11 September lalu di Desa Sukorejo, Rejoso, Nganjuk. Kegiatan ini juga menjadi salah satu program Profesor Pengerak Ekonomi Masyarakat yang terus dijalankan oleh UMM.
Ketua tim Prof. Dr. Ir. Indah Prihantini, M.P. menjelaskan, kegiatan ini merupakan implementasi dari program Matching Fund Kedaireka yang dilaksanakan di 2023. “Beberapa kegiatan yang sudah dan sedang dilakukan adalah penyluhan pertanian organik, dan penggunaan pupuk organik,”tuturnya.
Timnya, lanjut dia, sudah mendampingi 20 petani bawang merah untuk mengelola dan menjalankan pertanian organik.
“Jadi ini kerjasama yang strategis karena menggandeng beberapa pihak seperti pemda, dinas pertanian, koperasi serta para petani,” tambahnya.
Lahan awal yang akan digarap seluas 5 hektar. Penanaman bawang organik tersebut akan diberi pupuk yang telah dikembangkan, yakni Rebost. Ia berharap, para petani bisa belajar dan akhirnya beralih ke pertanian ramah lingkungan. Sebelumnya, pihaknya dan dan tim juga sudah sukses menjalankan pertanian organik di Bondowoso dna memberikan hasil yang maksimal dan menggembirakan bagi petani.
“Sebenarnya, program yang di Nganjuk ini mirip dengan yang sudah terlaksana di Bondowoso sejak 2017 lalu. Bedanya, jika di Bondowoso fokusnya pada padi sementara di Nganjuk kami fokus pada pertanian bawang. Semoga program ini bisa berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat di tahun pertama ini,” kata Indah.
Di sisi lain, Kadinas Pertanian Nganjuk, Muslim Harsoyo menyambut gembira kerjasama ini. Ia juga berharap pertanian organik ini bisa memberikan hasil yang sehat, bagus, dan menguntungkan.
“Apalagi dengan adanya peraturan menteri yang mengurangi jenis dan jumlah komoditas pupuk bersubsidi. Maka menurutnya, pupuk organik menjadi salah satu solusi yang bisa digunakan.
Muslim mengatakan bahwa penggunaan pupuk kimia juga memberikan dampak negatif, baik bagi petani maupun produktivitas tanah,”tukasnya.
Seiring waktu, para petani mau tidak mau harus menambah biaya untuk melanjutkan aktivitas pertanian.
“Semoga kolaborasi ini bisa memberikan hal baik bagi semua pihak, terutama untuk para petani,” tukasnya. [mut.why]