Pemkab Pamekasan Targetkan Pasar Waru Jadi Pasar Tangguh Bencana

Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam saat memantau vaksinasi di pasar tangguh bencana di pasar 17 Agustus, beberapa waktu lalu.

Pemkab Pamekasan, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura, Jawa Timur berusaha maksimal untuk melindungan masyarakatnya dari segala bentuk bencana, termasuk bencana covid-19. Salah satu usaha yang sedang digalakkan oleh pemerintah daerah berupa peresmian pasar tangguh bencana (pastana) ketiga di pasar tradisional Waru Kecamatan Waru. Sementara pastana pertama dan kedua adalah pasar Kolpajung dan pasar 17 Agustus yang telah diresmikan beberapa waktu lalu.

“Untuk pastana ketiga menyusul di Kecamatan Waru, kita masih menjajaki kemungkinannya karena letaknya yang semrawut. Kita harus mengatur dulu,” ujar Koordinator Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, Budi Cahyono.

Pihaknya belum bisa memastikan rencana peresmian pastana lantaran tengah mempersiapkan persoalan teknis yang ada di lapangan. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan akan ada pastana kembali setelah peresmian pasar Waru tersebut. “Karena program ini berkelanjutan, jadi tidak berhenti sampai di situ. Kami akan koordinasi dengan Disperindag (dinas perindustrian dan perdagangan) juga,” tandasnya.

Menurut Budi pada dasarnya pasar tangguh bencana (pastana) itu bukan terbatas untuk penanganan covid-19 saja. Melainkan segala bentuk bencana masuk dalam program itu guna memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kesiagaan menghadapi bencana. “Mengetahui resiko-resiko terdampak yang mungkin akan terjadi. Ya sekarang covid-19, tapi bencana itu kan tidak hanya covid-19. Kita mau mengedukasi masyarakat,” ujarnya.

Harapnya, pedagang atau pengunjung pasar tangguh bencana (pastana) dapat mematuhi protokol kesehatan (prokes). Yakni memakai masker, mencuci tangan sebelum masuk pasar, dan melewati bilik disinfektan di pintu utama pasar. Hal itu dilakukan untuk memutus penyebaran covid-19.[din]

Tags: