Pemkab Probolinggo Lepas Ekspor Bawang Merah Biru Lancor ke Thailand

Pemkab Probolinggo lepas ekspor bawang merah Biru Lancor ke Thailand.

Probolinggo, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) secara resmi melepas ekspor bawang merah varietas Biru Lancor ke Thailand. Pelepasan ini dipimpin oleh Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo M. Sidik Widjanarko di Pasar Bawang Kecamatan Dringu.
Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Utama PT. Cipta Makmur Sentausa Sri Pujiwanti, Suprio Guntoro perwakilan dari Kementerian Pertanian RI, Kepala Dinas Kominfo, Statistik dan Persandingan Kabupaten Probolinggo Yulius Christian, perwakilan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait di lingkungan Pemkab Probolinggo, Camat Dringu Hari Kriswanto dan Forkopimka Dringu, Paguyuban Pedagang dan Petani Bawang Merah di Kabupaten Probolinggo.
Pelepasan ekspor bawang merah ke Thailand ini ditandai dengan pemasangan segel di kontainer. Serta pemecahan kendi bersama-sama oleh Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo M. Sidik Widjanarko, Direktur Utama PT Cipta Makmur Sentausa Sri Pujiwanti, perwakilan Kementerian Pertanian RI serta para pejabat di lingkungan Pemkab Probolinggo.
Direktur Utama PT Cipta Makmur Sentausa Sri Pujiwanti, Minggu 4/8 menyampaikan bahwa di tahun 2019 ini pihaknya akan melakukan ekspor bawang merah dengan tujuan Negara Thailand. Pihaknya mengaku sangat bangga dan bersyukur sekali atas hasil bumi Kabupaten Probolinggo karena bisa diekspor ke Thailand. “Ini semua membuktikan produk hasil pertanian khususnya bawang merah Kabupaten Probolinggo mempunyai kualitas yang bagus sehingga bisa diterima di Negara lain,” katanya.
Menurut Sri Pujiwanti, PT Cipta Makmur Sentausa sudah 4 tahun ini melakukan ekspor bawang merah dengan kuota rata-rata 800 hingga 1500 ton ke Thailand, Filipina dan Vietnam. Namun sejak tahun kemarin Vietnam dan Filipina menolak produknya sehingga tidak bisa mengekspor ke Vietnam dan Filipina.
“Syukur Alhamdulillah, tahun ini Thailand bisa membuka impornya sehingga kami bisa mengekspor ke Thailand. Akan tetapi pada 25 Agustus ini kami terkendala adanya aturan baru dari Thailand, sehingga impor kami harus segera masuk sebelum tanggal 25 Agustus 2019,” jelasnya.
Sri Pujiwanti mengaku bahwa pihaknya sudah 2 kali ini melakukan ekpsor bawang merah Kabupaten Probolinggo. Tahun 2018 kemarin mampu memberangkatkan 1100 ton dan tahun ini akan memberangkatkan 165 ton. Rinciannya pelepasan perdana sebanyak 55 ton dengan dua kontainer dan tahap kedua sebanyak 110 ton.
Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo M. Sidik Widjanarko mengatakan pelepasan ekspor bawang merah sebagai salah satu kegiatan pengembangan pasar lokal memiliki peran strategis dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Probolinggo. Kegiatan ini didukung oleh PT. Cipta Makmur Sentausa, Paguyuban Pedagang dan Paguyuban Petani Bawang Merah Kabupaten Probolinggo.
“Selain hanya sebagai media transaksi jual beli bawang merah antara pelaku usaha dan pembeli/konsumen, tetapi juga sebagai referensi untuk menambah pengetahuan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan produktivitas bawang merah di Kabupaten Probolinggo,” katanya.
Menurut Sidik, kegiatan pelepasan/launcing bawang merah juga menjadi penggerak bagi berkembangnya ekonomi sektor informal. Yakni, dengan maraknya para pedagang dan petani bawang merah di sekitar kegiatan pelepasan/launcing bawang merah. “Sebagaimana fungsi pasar, kegiatan pelepasan/launcing bawang merah ini juga memiliki tiga fungsi meliputi sebagai sarana distribusi, pembentukan harga dan sebagai tempat promosi,” jelasnya.
Sidik menerangkan bawang merah Kabupaten Probolinggo merupakan bawang merah terbaik di Indonesia dan menjadi pemasok pasar terbesar di kota/kab se-Indonesia seperti pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Mataram.
“Adapun kapasitas bawang merah dari petani ke Pasar Bawang Dringu sebesar 120-150 ton/hari atau Rp 1.320.000.000-Rp 1.650.000.000 dan bawang merah yang keluar dari Pasar Bawang Dringu ke wilayah luar pulau Jawa sebesar 80-100 ton/per hari atau Rp. 880.000.000-Rp 1.100.000.000 dan dalam pulau Jawa sebesar 7-40 ton/per hari atau Rp 77.000.000-Rp 440.000.000,” terangnya.
Lebih lanjut Sidik menegaskan, dalam data realisasi tanam panen, produktivitas dan produksi bawang merah pada bulan Januari sampai Juni tahun 2019, luas tanam 2.224 hektar, luas panen 1.006 hektar, produktivitas 15 sampai 17 ton/hektar, total produksi 17.102 ton pada akhir bulan Juni, kawasan sentra bawang merah yang ada Kabupaten Probolinggo adalah Kecamatan Tegalsiwalan 1.457 hektar, Leces 640 hektar, Dringu 2.364 hektar, Banyuanyar 428 hektar dan Gending 1.432 hektar. Jumlah t?tal sentra 6.371 hektar seluruh Kabupaten Probolinggo, tandasnya.
Sementara itu para pedagang bawang keluhkan harga yang terus merosot. Harga bawang merah di Sejak sepekan terakhir harga bawang merah dijual di kisaran harga Rp 5.000-7.000 per kilogram (kg). “Harga murah, tidak dapat hasil. Tambah Maryati di Pasar bawang Dringu..(Wap)

Tags: