Pemkab Probolinggo Lepas Guru Berprestasi Tingkat Nasional

Airin Nur Widyastuti (bawa map) wakili jatim ke Nasional.

Pemkab Probolinggo, Bhirawa
Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, melepas keberangkatan guru SMPN 1 Kraksaan Airin Nur Widyastuti mewakili Provinsi Jawa Timur mengikuti Lomba Guru SMP Berprestasi Tingkat Nasional pada 11 hingga 18 Agustus 2018. Sekaligus mengikuti upacara peringatan HUT ke-73 Kemerdekaan RI di Istana Negara Jakarta.
Pelepasan ini dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo Dewi Korina didampingi sejumlah Kepala Bidang (Kabid) dan Kasi serta Pengawas SMP.
Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Dewi Korina, Jum’at 10/8 mengaku sangat bersyukur karena guru SMPN 1 Kraksaan Airin Nur Widyastuti berhasil menjadi juara 1 lomba guru berprestasi dan berdedikasi jenjang SMP tahun 2018 tingkat Provinsi Jawa Timur. Segala persiapan telah dilakukan dengan harapan berjalan lancar dan sukses meraih yang terbaik.
“Guru yang berprestasi dan berdedikasi inilah yang dibutuhkan saat ini untuk pengajar dan membimbing peserta didik menjadi insan yang berakhlak mulia, cerdas dan terampil di tengah-tengah tantangan zaman yang semakin komplek. Semoga ini semua dapat menginspirasi guru-guru yang lain,” harapnya.
Menurut Dewi, pemilihan Guru SMP Berprestasi Tahun 2018 dengan tema “Membangun Keteladanan Guru Pendidikan Dasar untuk Meningkatkan Keterampilan Abad 21 merupakan salah satu program yang diluncurkan oleh pemerintah”.
“Pemilihan guru SMP berprestasi dimaksudkan antara lain untuk mendorong motivasi, dedikasi, loyalitas dan profesionalisme guru, yang diharapkan akan berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja dan prestasi kerjanya,” jelasnya.
Airin Nur Widyastuti mengaku sangat senang, bangga, terharu dan bersyukur atas pencapaian yang telah diperolehnya. Menurutnya, perjuangan panjang yang cukup melelahkan akhirnya terbayar.
“Mengikuti lomba guru prestasi tidak sama dengan lomba-lomba lainnya. Jika lomba Inobel adalah mempresentasikan hasil inovasi pembelajaran yang telah dilakukan, Olimpiade Guru menguji kompetensi pedagogik dan profesional, maka Guru Prestasi mencakup kesemuanya. Mengikuti kegiatan guru prestasi harus memiliki motivasi, keikhlasan dan ketulusan dalam setiap tahapan yang dilalui,” katanya.
Banyak hal yang harus dipersiapkan dalam mengikuti Guru Prestasi. Persiapan tersebut tidak bisa hanya dilakukan selama 1-2 hari, tetapi membutuhkan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Dimulai dari pengumpulan dokumen portofolio. Kompetensi diri perlu ditingkatkan. Membuat karya tulis diantaranya menghasilkan buku tunggal adalah tuntutan yang harus terpenuhi dalam komponen portofolio.
“Semua komponen dalam portofolio harus terisi tidak boleh ada yang dikosongi, dimulai dari kualifikasi akademik dimana setidaknya guru prestasi harus berkualifikasi minimal S2. Banyaknya pelatihan dan workshop yang diikuti, memiliki sertifikat keahlian/keterampilan, aktif mengikuti lomba dan juga pemateri/pemrasaran dalam seminar/simposium,” jelasnya.
Lebih lanjut Airin menerangkan, kegiatan pembimbingan menjadi poin lebih dalam penilaian seperti pembimbingan teman sejawat atau pembimbingan siswa hingga meraih juara. “Alhamdulillah, saya sebagai pembimbing Olimpiade IPA banyak menghantarkan siswa menjadi juara Olimpiade IPA tingkat kabupaten dan provinsi,” terangnya.
Persiapan lainnya terang Airin adalah menyiapkan diri untuk mengikuti tes kepribadian dan tes tulis. Tes lainnya yang tidak kalah penting adalah presentasi karya tulis dan juga wawancara. Presentasi karya tulis sendiri memiliki poin besar dalam lomba Guru Prestasi yaitu sebanyak 25%. Karya tulis yang dipresentasikan dalam bentuk PTK. Dimana PTK merupakan hasil karya pribadi memenuhi kaidah Asli, Perlu, Ilmiah dan Konsisten (APIK) yang dibuat pada tiga tahun terakhir.
“PTK bukan merupakan karya ilmiah yang disusun dalam rangka penyelesaian studi. Laporan PTK dan artikel ilmiah akan diuji tingkat plagiasinya (similarity and citation). Untuk menjadi pemenang I tingkat plagiasi maksimum 20%, sedangkan untuk pemenang II dan III tingkat plagiasi maksimum 40%. Ketentuan situasi minimum 60%. Hal ini menjadi persyaratan terberat diantara persyaratan lainnya yang membutuhkan kerja keras dan fokus dalam mengerjakan PTK tersebut,” tegasnya.
Setelah mengikuti kegiatan Guru Prestasi di tingkat nasional, Airin mengaku ingin membagikan pengalaman dan wawasan yang diperolehnya kepada rekan-rekan tenaga pendidik dan kependidikan lainnya sehingga bisa meningkatkan kompetensi yang dimiliki dan membawa nama Kabupaten Probolinggo di even jenjang provinsi bahkan tingkat nasional.
Airin menambahkan pencapaian yang diperoleh guru prestasi harus didukung oleh banyak pihak, dimulai dari keluarga, teman kolega/sejawat, kepala sekolah dan civitas akademika di sekolah tersebut.
“Kontribusi Dinas Pendidikan juga berperan penting dalam mendukung dan mensupport pengembangan kompetensi seorang guru hingga bisa mencapai tahapan maksimal dalam kegiatan Guru Prestasi. Guru juga seyogyanya meningkatkan seluruh kompetensinya baik kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial, ” tambahnya.(Wap)

Tags: