Pemkab Probolinggo – Unpad Gelar Orientasi Penguatan Posyandu

Pemkab Probolinggo orientasi penguatan posyandu.

Pemkab Probolinggo, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung menggelar orientasi penguatan posyandu dengan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan stunting di Kabupaten Probolinggo.
Kegiatan yang dilaksanakan di Kampoeng Kita Hotel dan Waterpark Desa Condong Kecamatan Gading ini diikuti oleh 50 orang peserta dari puskesmas dan 10 desa lokus stunting di Kabupaten Probolinggo. Yakni, Desa Randutatah, Petunjungan, Bhinor, Kalikajar Kulon, Kalikajar Wetan, Sogaan, Rawan, Seboroh, Krejengan dan Tegalwatu. Setiap desa diwakili 5 (lima) orang meliputi petugas puskesmas terdiri dari pelaksana promosi kesehatan dan bidan, perwakilan pemerintahan desa serta kader posyandu 2 orang yang bertugas minimal 2 tahun.
Selama kegiatan para peserta mendapatkan materi tentang upaya pencegahan stunting, peran dan tugas kader posyandu, penggerakan masyarakat oleh kader serta rencana tindak lanjut oleh narasumber yang berasal dari Dinkes Kabupaten Probolinggo, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) serta Tim Penggerak PKK Kabupaten Probolinggo.
Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Anang Budi Yoelijanto melalui Kasi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Sri Rusminah, Selasa 24/9 mengatakan melalui pemberdayaan masyarakat pihaknya berupaya mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat hidup sehat dengan meningkatkan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Probolinggo.
“Pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu, keluarga serta masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial budaya setempat,” katanya.
Menurut Sri Rusminah, salah satu wujud pemberdayaan masyarakat adalah keberadaan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) dan dilakukannya tahap pemberdayaan masyarakat. Yakni, dimulai dari tahap pengenalan kondisi desa, survey mawas diri, musyawarah masyarakat desa, perencanaan partisipatif, pelaksanaan kegiatan dan pembinaan kelestarian.
“Salah satu bentuk dari UKBM adalah posyandu yang secara kelembagaan merupakan Lembaga Kemasyarakat Desa. Hasil capaian di Kabupaten Probolinggo tahun 2018, untuk posyandu purnama mandiri (PURI) sebesar 74% sudah melebihi target yang ditentukan yaitu 72%,” tegasnya.
Sri Rusminah menambahkan salah satu upaya pencegahan stunting adalah dengan meningkatkan kualitas posyandu dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya yaitu petugas promkes, petugas kesehatan desa dan kader posyandu.
“Kegiatan ini bertujuan agar peserta mampu memahami perannya dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di desanya, peran dan tugas kader dalam pengelolaan posyandu, mampu melaksanakan peran dan tugasnya dalam pencegahan stunting serta mampu menjadi penggerak, penyuluh dan pencatat sederhana dalam mendukung pencegahan stunting di posyandu,” pungkasnya.
Dosen Fakultas Kedokteran Unpad Bandung dr. Putri Halleyana mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk mensukseskan program pengetasan stunting, khususnya di Kabupaten Probolinggo. Sebab penanganan dan pencegahan stunting harus dimulai dari masyarakat.
“Mereka dilatih supaya masyarakat tahu cara memberikan penyuluhan dan fasilitasi yang baik agar lebih semangat. Mereka tidak hanya diberikan materi tetapi juga metode penyuluhan dan dialog. Pasalnya nanti mereka akan melakukan survey mawas diri dan muasyawarah masyarakat desa untuk mengatasi stunting,” ungkapnya.
Menurut Putri, peranan dari bidan desa, kader posyandu dan perangkat desa sangatlah besar karena berhubungan langsung dengan masyarakat. Namun terkadang masyarakat sering menutup-nutupi terhadap masalah yang dihadapinya. Hal ini tentu akan membuat penyelesaiannya sulit.
“Sebenarnya peran masyarakat adalah segala-galanya dalam pencegahan stunting. Masyarakat harus sadar tentang pentingnya gizi dan kebersihan lingkungan yang berkaitan dengan akses sanitasi. Harapannya dari kegiatan ini ada tindak lanjut ke desa terkait penanganan stunting. Masyarakat jika mempunyai permasalahan bisa bercerita kepada petugas supaya bisa dicari solusinya,” harapnya.(Wap)

Tags: