Pemkab Siapkan DAK Pendidikan Cegah Putus Sekolah

Bupati Bojonegoro,Suyoto

Bupati Bojonegoro,Suyoto

Bojonegoro, Bhirawa
Dalam berbagai pemikiran dan kajian dilakukan Pemkab Bojonegoro, memikirkan bagaimana melakukan perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Bojonegoro. Sehingga Pemkab mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) dibidang pendidikan agar tak ada lagi anak-anak putus sekolah.
Dana Pendidikan itu nantinya diberikan kepada anak-anak yang tengah menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah baik yang tengah menempuh pendidikan di bangku sekolah negeri maupun swasta.
Menurut Bupati Bojonegoro, Suyoto, DAK ini untuk meningkatkan angka pendidikan dan mencegah anak-anak usia sekolah tak mendapatkan hak pendidikan dasar. Dan mencegah angka drop out (putus sekolah), sebab masih ada sekitar 3 ribu anak Bojonegoro yang masih putus sekolah. Dan meningkatkan kualitas pendidikan di Bojonegoro.
Suyoto menyatakan keprihatinannya, sebab satu dari enam anak usia sekolah SMP dan MTs atau usia 6 sampai 12 tahun di Bojonegoro ternyata masih belum menikmati waktu sekolah ataupun drop out. Sedangkan satu dari tiga anak usia sekolah SMA sederajat atau usia 13 sampai 15 tahun juga mengalami hal serupa.
”Lalu apa artinya kita membangun infrastruktur, menyediakan sangkar-sangkar yang indah yang bagus namun banyak anak kita yang tak bisa menikmati pendidikan,” ujar Suyoto dengan nada Tanya Selasa (5/5) kemarin.
Tahun ini Pemkab memberikan stimulan sebesar Rp500 ribu kepada anak-anak kelas X dan XI dibangku SMA sederajat, dan sebesar Rp250 ribu untuk anak-anak kita yang berada di kelas XII dibangku SMA, SMK dan MA.
Bupati juga menjelaskan, bila bantuan ini dinilai efektif dan tepat. Apalagi setelah dilakukan kajian maka tahun depan alokasi Dana DAK akan ditingkatkan menjadi Rp2 juta per tahun per anak atau Rp1  juta per semester. ”Uang itu tak akan membawa dampak apa-apa manakala orang tua dan masyarakat tak mengingatkan anak-anak kita betapa pentingnya sekolah,” ujarnya.
Disinilah peran serta orang tua dan masyarakat untuk turut serta dalam upaya meningkatkan kualitas anak-anak kita. Sangkar Bojonegoro ini tak boleh diisi oleh burung-burung yang tak ada apa-apa, sedangkan kedua kepada seluruh jajaran pendidikan untuk menggelorakan semangat kasih sayang.
”Karena dengan hal itu maka tak ada lagi anak-anak drop out. Jadikan sekolah itu menjadi taman-taman sebagaimana konsep Ki Hajar Dewantoro, lakukan gerakan guru asuh dan teman sejawat untuk cegah drop out,” tandasnya.
Diharapkan tiga tahun lagi tak ada anak-anak Bojonegoro yang tak lulus ataupun putus sekolah jenjang SMA sederajat. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, kita memerlukan manusia-manusia yang kreatif di Bojonegoro apalagi mengingat sejarah panjang kemiskinan yang melanda Bojonegoro. [bas]

Tags: