Pemkab Siapkan Rp 40,8 M untuk 94 SD Rusak

Beberapa rumah warga rusak parah akibat diterjang angin puting beliung. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Hingga kini jumlah Sekolah Dasar (SD) di Sidoarjo sebanyak 94 SD akan mendapatkan prioritas dalam rehab berat. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Sidoarjo telah menganggarkan senilai Rp40,8 miliyar. Anggaran ini termasuk rehab berat untuk SDN Sidokumpul yang temboknya roboh mengenai bangunan dua kelas.
Sekolah yang beralamatkan di Jl Diponegoro itu mendapatkan jatah Rp500 juta untuk rehab berat tiga kelas dan pembangunan pagar tembok yang roboh. Mulai kemarin (20/2), para siswa kelas IV C dan V C juga telah melaksanakan proses belajar mengajar di ruang multimedia dan komputer.
Sekretaris Dindikbud Pemkab Sidoarjo, Ir Tirto Adi mengatakan, dari 94 SD yang mendapatkan anggaran rehab berat tersebut tujuh di antaranya pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB). Anggaran RKB itu untuk sekolah yang memiliki ruang kelas sedikit dengan jumlah siswa yang banyak. ”RKB di tujuh SD itu sudah melalui pertimbangan dan usulan dari masing-masing sekolah,” katanya.
Mantan Kabid Pendidikan Menengah ini menegaskan, pada 2017 ini prioritas Dindikbud memang untuk rehab berat. Dari 473 SD/MI negeri di Sidoarjo, hanya 94 SD yang membutuhkan rehab berat dan RKB. ”Kami ingin membangun/merehap sekolah yang sudah rusak berat untuk segera diperbaiki,” katannya.
Menurutnya, untuk SDN Sidokumpul sebenarnya sudah masuk dalam salah satu sekolah yang direhab berat. Namun, karena kondisi terlalu parah, tembok sekolah terlanjut roboh dan menganai kelas yang juga butuh perbaikan. ”Sekolah yang direhab siap dikerjakan pada Mei nanti. Saat ini masih proses perencanaan dan lelang,” terangnya.
Dia menambahkan, secara perlahan SD dengan kondisi rusak ringan, sedang dan berat akan diperbaiki. Setiap tahun, pihaknya menerima laporan terkait kondisi bangunan di sekolah masing-masing. Dari usulan itu, pihaknya akan memprioritaskan sekolah yang nantinya mendapatkan penanganan awal. ”Setelah adanya laporan kita lakukan survei untuk menentukan ketidaklayakan setiap sekolah untuk direhab,” jelasnya.
Untuk pembangunan RKB membutuhkan anggaran Rp195 juta hingga Rp215 juta. Sedangkan, untuk rehab berat tergantung kebutuhan anggaran terkait kerusakan di masing bangunan kelas.
Anggota Komisi D Mahmud mengatakan, Dispendikbud harus memonitor kondisi sekolah yang membutuhkan perbaikan cepat. Sekolah yang membutuhkan rehab berat harus diutamakan karena bisa mengancam siswa yang menjalani proses belajar mengajar. ”Jangan sampai kondisi sekolah yang memprihatinkan mengganggu siswa,” katanya. [ach]

Tags: