Pemkab Sidoarjo Jangan Hamburkan Uang untuk Beli Tanah

M Nizar

Sidoarjo-Bhirawa
jangan asal membeli tanah lalu tidak tahu akan digunakan apa tanah itu. Seperti tanah desa Kebon Agung, Kec Porong seluas 16 hektar yang dibeli Pemkab Sidoarjo 7 tahun lalu yang dibiarkan mangkrak.
Anggota Banggar, M Nizar, saat megikuti pembahasan aset Pemkab , mengungkapkan kekecewaan dengan kinerja pemkab yang menghamburkan uang APBD. Bagian pengadaan aset tidak tahu peruntukkannya. Dalam rapat dengan TAPD, ia mempersoalkan alas an Pemkab membeli lahan, dan kenapa hingga kini tidak ada kejelasan digunakan apa tanah itu.
APBD itu milik rakyat, yang harus digunakan dengan tepat dan bermanfaat. Untuk apa membeli tanah, kalau tidak digunakan. Ada 2 lahan di lokasi beda yang dibeli tanpa tahu maksudnya. Tanah di desa Kebon Agung, Porong, ditanyakan Nizar, dalam rapat itu. Dan bagian aset dan bagian kerjasama tidak dapat menjelaskan untuk apa lahan itu.
Tanah yang terletak diperbatasan Kab Pasuruan dan Sidoarjo, lokasinya lebih dekat dengan Pasuruan. Justru Sidoarjo tidak memiliki akses langsung dengan tanah Kebon Agung karena dibatasi dengan sungai Porong. Untuk menuju aset ini harus memutar ke arah Japanan, kab Pasuruan.
Ia juga meminta Pemkab untuk berpikir panjang untuk menggandeng swasta dalam kerjasama investasi dalam pembangunan gedung di Sidoarjo. Dalam kerjasama investasi lalu, Pemkab lebih banyak buntungnya disbanding untungnya. Misalkan dalam BOT pasar Krian, pasar Larangan, Matahari Mal Gajah Mada, pasar Kepuh Kiriman, Sun city plasa.
Mantan ketua DPRD, Dawud Sutrisno, menuding, kerjasama investasi dengan pihak swasta harus ditekankan, kapan selesainya proyek. Jangan dibuat mengambang, tidak ada kejelasan. Nasib pedagang dan rakyat harus diutamakan. Coba lihat pembangunan BTO Pasar Kepuh Kiriman, sudah lebih 8 tahun tidak selesai-selesai.
Ia mempertanyakan, di mana tanggungjawab Pemkab . bagaimana nasib pedagang lama, yang kehilangan mata pecahariannya. “Ini sangat keterlaluan, sudah 8 tahun pasar dibangun. Kini jadi onggokan beton yang dipenuhi rumput. Sungguh keterlaluan, ungkapnya.(hds)