Pemkab Sidoarjo Segera Bangun Jalan Cor Menggunakan Mesin

Kepala Dinas PU PR saat memberikan penjelasan tentang penerapan pembangunan jalan menggunakan mesin. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Agar pembangunan jalan tak mudah rusak dan lebih tahan lama. Apalagi kondisi jalan-jalan utama sering dilalui kendaraan kelas berat. Pemkab Sidoarjo telah menyiapkan pembangunan jalan menggunakan sistem cor di tempat, yakni tidak menggunakan cor manual atau cetak pabrik lagi, tetapi menggunakan cor mesin di lokasi.
Pembangunan peningkatan jalan cor mesin/root piver itu rencananya akan diterapkan dalam pembangunan akhir tahun 2017 ini. Prioritasnya jalan utama yang padat arus lalulintasnya juga yang sering dilewati kendaraan kelas berat, diantaranya peningkatan jalan dan Jembatan Porong-Krembung, Bulang-Prambon, Krembung-Kepadangan, Prambon-Gedangrowo dan Kebonagung-Kemasan.
Kepala Dinas PU PR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Pemkab Sidoarjo, Ir Sigit Setyawan menjelaskan, kalau penerapan program ini telah dikaji dan dibahas bersama-sama. Termasuk juga telah disetujui Bupati Sidoarjo untuk menjawab keluhan masyarakat akibat seringnya terjadi kerusakan jalan.
Proses pembangunan ini sudah berjalan pada tahap pelelangan hingga pengadaan, kemungkinan pada akhir Oktober ini sudah bisa dimulai pekerjaannya. Dari lima lokasi peningkatan jalan itu ada yang pekerjaan lanjutan. ”Istimasi anggaran seluruhnya Pemkab telah menganggarkan sekitarĀ  Rp64,7 miliar,” jelas Sigit Setyawan, saat ditemui Kamis (12/10) kemarin.
Untuk peningkatan jalan Kebonagung-Kemasan akan dilakukan secara manual. Karena wilayahnya sangat padat pengguna jalan serta lebar jalan hanya sekitar 5 meter dengan panjang jalan yang akan dikerjaan sekitar 2,7 km. Padahal kalau menggunakan mesin, lebar jalan harus lebih dari 5 meter.
Adapun perbandingan kekurangan dan kelebihan menggunakan manual dan menggunakan mesin. Jika pekerjaan dilakukan secara manual sehari bisa mendapatkan hasil pekerjaan sekitar 75 meter kubik. Sementara jika menggunakan mesin bisa mencapai 645 menter kubik per hari.
Tetapi dari segi biaya masih di bawah pracetak, untuk pekerjaan panjangnya 1.000 meter dan lebharnya 7 meter. ”Biayanya jika dikerjakan secara pracetak/cetak di pabrik menghabiskan dana sekitar Rp12 miliar butuh waktu enam minggu, secara manual/tenaga manusia sekitar Rp3 miliar dan butuh waktu 12 minggu, sehingga menggunakan mesin sekitar Rp8 M butuh waktu enam minggu,” pungkas Sigit Setyawan. [ach]

Tags: