Pemkab Sidoarjo Uji Cobakan 10 Unit BRT

Bupati Saiful Ilah dan Wakilnya MG Hadi Sutjipto bersama petugas dari Dishub Jatim meninjau BRT. [achmad suprayogi/bhirawa]

Bupati Saiful Ilah dan Wakilnya MG Hadi Sutjipto bersama petugas dari Dishub Jatim meninjau BRT. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Setelah tertunda cukup lama dan masih adanya masalah yang belum terselesaikan. Mulai masalah 16 halte yang terdapat di trotoar jalan, serta masalah kesepatakan dengan lyn yang terkena imbasnya. Ternyata Dinas Perhubungan Kab Sidoarjo meresmikan armada Bus Rapid Transit (BRT) atau Bus Trans Sidoarjo.
Proses peresmiannya dilakukan langsung Bupati Sidoarjo Saiful Ilah SH MHum dan Wakilnya MG Hadi Sutjipto SH MM dengan ditandai pecah kendil yang langsung melakukan ujicoba terhadap 10 bus, dari 30 bus yang mendapatkan bantuan dari APBN/Kementerian Perhubungan, pada Senin (21/9).
Kepala Dinas Perhubungan, Joko Santoso mengatakan, kalau BRT Sidoarjo ini disediakan sebanyak 16 halte yang sudah di tentukan. Bus-bus ini nantinya juga tak diperkenankan untuk menaikan dan menurunkan penumpang di luar halte-halte yang sudah tersedia.
”Untuk ujicoba pertama kali ini, masyarakat yang menumpang tak dikenakan biaya, alias gratis. Setalah itu baru ditetapkan tarifnya,  jarak dekat atau jarak terjauh sebesar Rp5 ribu sekali jalan,” ujar katanya.
Menurutnya, BRT bisa lebih murah dan hemat ketimbang menggunakan kendaraan pribadi. Bus yang nanti akan dikelola PO Damri itu bisa mengangkut sampai 60 penumpang. ”Harapan kami, akan bisa mengurangi kemacetan, terutama di jam-jam berangkat dan pulang kerja,” harap Joko Santoso.
Disisi lain, menanggapi molornya realisasi yang direncakanakan Bulan April  2015, ternyata baru kali ini bisa dilakukan. Joko Santoso menegaskan, kalau tinggal menunggu kesiapan di lapangan saja, terutama pembangunan halte-halte bus yang belum bisa berfungsi dengan baik.
Joko juga membantah pembangunan halte menabrak aturan, terutama UU Nomor 34 tahun 2006 tentang Jalan. Pasalnya, halte ini didesign tinggi dan bawahnya masih bisa dilewati pejalan kaki, sehingga pejalan kaki bisa dengan mudah melewatinya. Halte itu bagian dari trotoar juga. Karena itu dibuat halte tembus. ”Dengan demikian pejalan kaki bebas melintas melewati halte meski bukan penumpang BRT,” jelasnya.
Adapun jalur yang akan dilewati mulai dari terminal Porong – Jl Raya Porong – Jl Raya Tanggulangin – Jl Raya Candi – Jl Sunandar PS – Jl Diponegoro – Jl Pahlawan – Tol Sidoarjo – Tol Waru – Terminal Purabaya.
Untuk sebaliknya terminal Purabaya – Tol Waru-Tol Sidoarjo – Jl Pahlawan – Jl Thamrin – Jl Gajahmada – Jl Mojopahit – Jl Raya Candi – Jl Raya Tanggulangin – Jl Arteri Baru Porong. ”Jalur sepanjang itu tarifnya sangat murah, hanya Rp5 ribu sekali jalan,” pungkas Joko Santoso.
Bupati Sidoarjo Saiful Illah mengatakan, kalau bus itu bisa digunakan dengan sebaik-baiknya. Sedangkan keberadaan halte-halte BRT Sidoarjo di atas trotoar tak ada masalah. ”Karena halte-halte itu bisa digunakan untuk pengguna jalan kaki, gak masalah masih bisa untuk jalan kaki,” katanya. [ach]

Tags: