Pemkab Sidoarjo Wajib Dampingi UMKM

Pj Bupati Jonathan Judianto didampingi Kadesperindag Fenny berbincang dengan Kades dan para pengusaha di Tanggulangin.[achmad suprayogi/bhirawa]

Pj Bupati Jonathan Judianto didampingi Kadesperindag Fenny berbincang dengan Kades dan para pengusaha di Tanggulangin.[achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Untuk membantu menstabilkan pengusaha kecil, maka perusahaan berkualifikasi besar diharapkan harus menopang terhadap usaha yang masih kecil. Seperti UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang ada di wilayah Sidoarjo. Pemerintah wajib mendampingi secara aktif, agar kondisi usahanya bisa stabil. Hal ini harus dilakukan, agar pengusaha kecil bisa bangkit dan bisa mensejahterakan para karyawan-karyawannya.
Penjabat Bupati Sidoarjo, Drs Ec Jonathan Judianto M MT, saat membuka acara sosialisasi Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan, Senin (16/11) di Gedung Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIP) di Tanggulangin mengatakan, disamping ini pemerintah juga harus aktif untuk melakukan pendampingan. Jika tidak ada pendampingan maka perusahaan yang kelas kecil ini secara perlahan akan tutup alias gulung tikar.
Jonathan menegaskan, kalau kondisi perekonomian di Sidoarjo kini sangat sulit, utamanya pelaku pengrajin yang ada di Tanggulangin ini. Kondisi pengrajin sekarang ini sudah banyak sekali yang beralih menjadi pedagang, tak lagi menjadi produsen. Kondisi seperti ini kalau terus terjadi akan sangat membahayakan. ”Kita akan diserang produsen dari laur negeri, apalagi MEA sudah dimulai. Kalau kita tak bisa bangkit lagi sangat membahayakan perekonomian kita,” katanya.
Sebelumnya Kepala Dinas Perindag Koperasi dan ESDM, Fenny Apridawati menjelaskan, kalau pihaknya akan terus melakukan peningkatan daya saing, juga perlindungan konsumen dan pengawasan barang beredar serta jasa pemasok. Para pengrajin sekarang ini sudah mempunyai merek sendiri, tak pernah mendompleng terhadap perusahaan yang lain.
Kini di wilayah Sidoarjo terdapat sekitar 82 sentra-sentra UKM yang harus dilakukan pendampingan untuk meningkatkan kualitas hasil produksinya. Selain itu juga bagaimana cara meningkatkan SDM nya. Karena memasuki era MEA, yang masuk ke Indonesia bukan hanya barang-barangnya saja tetapi orang-orangnya juga bisa masuk. ”Oleh karena itu, bila SDM kita tak meningkatkan kualitasnya, tentu saja akan tergusur oleh pekerja dari luar negeri,” katanya. [ach]

Rate this article!
Tags: