Pemkab Situbondo Resmikan Jalan KHRA Syamsul Arifin

Bupati Nyono Suharli W usai melakukan ziarah dan tabor bunga di makam Pahlawan nasional, KH Wahab hasbullah Tambakberas Jombang. [Ramadlan/bhirawa]

Bupati Nyono Suharli W usai melakukan ziarah dan tabor bunga di makam Pahlawan nasional, KH Wahab hasbullah Tambakberas Jombang. [Ramadlan/bhirawa]

(Letkol Inf. (Anumerta) Moch. Sroedji Juga Bergelar Pahlawan Nasional)
Situbondo, Bhirawa
Sehari paska KHR Asad Syamsul Arifin dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden RI Joko Widodo, Pemerintah Kabupaten Situbondo langsung memberikan atensi dengan meresmikan salah satu ruas jalan di depan Masjid Agung Baiturrahman, menjadi nama Jalan KHR Asad Syamsul Arifin, Kamis kemarin (10/11). Momentum ini sekaligus berbarengan dengan puncak peringatan Hari Pahlawan 10 November 2016 yang diperingati jajaran Pemkab Situbondo kemarin.
Menurut Bupati Situbondo Dadang Wigiarto, selain Pemkab Situbondo meresmikan salah satu ruas jalan di Kota Santri bernama KHR Asad Syamsul Arifin, juga salah satu gedung Pusat Data milik Bapeda resmi diberi nama Gedung KHR Asad Syamsul Arifin pada tahun 2016 ini.
“Ke depan kita akan mencari tempat tempat lain yang sangat memungkinan untuk kita perkenalkan kepada masyarakat luas, bahwa sosok KHR Asad Syamsul Arifin itu tdak hanya milik masyarakat Situbondo semata. Tetapi sudah menjadi milik semua lapisan masyarakat bangsa Indonesia,” ujar Bupati Dadang usai upacara Hari pahlawan kemarin.
Selain itu, lanjut Bupati Dadang, untuk memberikan penghargaan Jumat ini (11/11), Pemkab Situbondo beserta pejabat dan elemen lain akan memberikan sambutan di perbatasan Situbondo-Probolinggo, persisnya di Kecamatan Banyglugur.
“Kami sebagai wakil Pemkab Situbondo akan menyambut keluarga besar KHR Asad Syamsul Arifin di Kecamatan Banyugulugur dengan dilanjutkan Ziarah ke makam di kompleks Ponpes Salafiyah Syafiiyah, Situbondo. Terakhir kami akan menggelar doa dan tasyakuran atas penghargaan gelar Pahlawan nasional ini,” ungkap Bupati Dadang.
Moch. Sroedji
Setelah melalui proses panjang dan rumit, akhirnya Letkol inf. (Anumerta) Moch. Sroedji bergelar Pahlawan Nasional. Penghargaan ini diberikan oleh Presiden Joko Widodo dalam Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2016. Selain Letkol inf. (Anumerta) Mohammad Sroedji, ada sejumlah tohoh yang juga menyandang Pahlawan Nasional, yakni Tokoh Nahdatul Ulama K.H.R. As’ad Syamsul Arifin dan Mayjen TNI (Purn) Andi Mattalatta.
Letkol inf. (Anumerta) Moch. Sroedji lahir di Bangkalan-Madura, pada 1 Februari 1915 dan meninggal pada 8 Februari 1949 dalam sebuah pertempuran di Jember, Jawa Timur. Sroedji merupakan tentara yang berjuang di Kabupaten Jember melawan penjajah Belanda. Pejuang tersebut wafat akibat berondongan peluru pasukan Belanda pada 1949.
“Saya atas nama Bupati dan Masyarakat Jember mengucapkan selamat atas anugerah tanda kehormatan Republik Indonesia Bintang Mahaputera Utama kepada Letkol Inf. (Anumerta) Moch. Sroedji dari Presiden Republik Indonesia. Ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Jember, karena di Jember telah lahir seorang pejuang nasional yang gagah dan berani mengusir para penjajah dalam mempertahankan kemerdekaan,” ungkap Bupati Jember dr.Faida, MMR yang didampingi oleh Wakil Bupati Drs. KH. A. Muqiet Arif saat memimpin upacara Hari Pahlawan ke-71, Kamis (10/11).
Kurikulum Sekolah
Sementara itu, Dewan Pendidikan Kabupaten Jombang mengusulkan tiga pahlawan nasional asal pesantren bisa dimasukkan dalam kurikulum pendidikan matepelajaran sejarah. Ketiga pahlawan nasional adalah KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim dan KH Wahab Hasbullah memiliki jasa besar atas perjuangan dan pendirian bangsa Indonesia.
“Kita berharap pemerintah bisa memasukkan ketiga nama tokoh nasional KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim dan KH Wahab Hasbullah pada mata pelajaran sekolah, ini penting karena jasa beliau sangat besar terhadap bangsa ini,”ujar Handy Widyawan, Kamis (10/11).
Usulan ini, lanjut Handy melihat banyaknya pelajar dan generasi bangsa ini yang tidak banyak mengetahui sejarah tokoh tokoh asal pesantren Jombang yang ternyata memiliki semangat juang yang sangat besar melawan penjajahan belanda dan Jepang.” Tidak hanya berjuang mengusir penjajah, akan tetapi juga mengisi kemerdakaan dalam bidang pendidikan,” imbuhnya.
Hal yang sama juga disampaikan Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko, usai melakukan ziarah dan tabor bunga ke makam pahlawan, KH Wahab Hasbullah. ” Sudah seharusnya, para pahlawan nasional asal Jombang ini masuk dalam kurikulum sekolah sebagai bagian dari pelajaran sejarah. Kita akan bahas itu dengan teman teman DPRD,” tuturnya didampingi Wakil bupati Hj Mundjidah Wahab. [awi,efi,rur]

Tags: