Siap Opsi Hidupkan Bandara Trunojoyo

Bandara Trunojoyo

Bandara Trunojoyo

Sumenep, Bhirawa
Pengelola Bandara Trunojoyo Sumenep menyiapkan sejumlah opsi untuk lebih menghidupkan jalur penerbangan perintis yang melalui satu-satunya bandara di Pulau Madura tersebut.
“Sejak awal hingga sekarang, jumlah penumpang pesawat perintis di sejumlah jalur yang melalui Bandara Trunojoyo belum maksimal. Kami menyiapkan sejumlah opsi supaya penerbangan perintis lebih hidup,” ujar Kepala Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo Wahyu Siswono, Kamis (6/8).
Aktivitas penerbangan perintis yang melalui Bandara Trunojoyo mulai beroperasi sejak 2 Mei 2015 dengan rute Surabaya-Sumenep, Sumenep-Jember, Jember-Sumenep, dan Sumenep-Surabaya.
Hingga sekarang, jumlah penumpang pesawat perintis di empat rute tersebut, rata-rata di bawah 50 persen dari jumlah kursi yang tersedia (12 kursi). “Dalam catatan kami, jumlah penumpang pesawat perintis yang sampai penuh (12 kursi) hanya terjadi tiga kali pada masa arus mudik Lebaran 2015, yakni dua kali di rute Sumenep-Surabaya dan satu kali di Sumenep-Jember,” kata Wahyu.
Ia menjelaskan, sesuai kajian internal, jalur penerbangan perintis yang melalui Bandara Trunojoyo, khususnya di rute Sumenep-Surabaya dan sebaliknya, kurang diminati calon pengguna jasa. “Salah satu penyebabnya adalah bagusnya kondisi armada (bus) dan jalan raya poros Sumenep-Surabaya dan selanjutnya calon pengguna jasa lebih memilih angkutan darat. Ini kondisi yang terjadi pada saat ini,” ujarnya.
Dalam kondisi normal (tidak ada kemacetan di jalan raya), perjalanan darat dari Sumenep-Surabaya dan sebaliknya dengan bus berfasilitas mesin pendingin ruangan membutuhkan waktu sekitar empat jam dan tarifnya sekitar Rp 58 ribu/penumpang. Sementara dengan pesawat perintis, perjalanan udara dari Sumenep-Surabaya dan sebaliknya sekitar 40 menit dan tarifnya Rp 270 ribu/penumpang.
“Perjalanan udara memang lebih efisien dalam hal waktu. Namun, hingga sekarang ternyata jumlah pengguna jasa pesawat perintis, utamanya di jalur Sumenep-Surabaya dan sebaliknya, secara rata-rata masih minim,” ucapnya.
Kondisi tersebut, kata dia, membuat pihaknya akan mengusulkan sejumlah opsi kepada pihak terkait di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk lebih menghidupkan penerbangan perintis yang melalui Bandara Trunojoyo. Sayangnya dia enggan merinci opsi itu.
Wahyu menjelaskan, Kemenhub akan menggelar rakor tentang angkutan penerbangan perintis pada 12 Agustus 2015 di Bandung. “Dalam forum tersebut, kami akan sampaikan kondisi riil tentang penerbangan perintis yang melalui Bandara Trunojoyo sekaligus opsi dari kami untuk lebih menghidupkan penerbangan perintis tersebut,” katanya. [sul]

Rate this article!
Tags: