Pemkab Trenggalek dan Pemprov Jatim Bebaskan ODGJ dari Pasungan

Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin bersama Kepala Dinsos Jatim, Alwi sedang berbincang pada klien pasung yang dibebaskan. Setidaknya ada 14 klien pasung yang dibebaskan untuk mendapatkan pengobatan dan diberikan ketrampilan.

Trenggalek, Bhirawa
Pemkab Trenggalek bekerja sama dengan Pemprov Jatim dan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur lakukan pembebasan pasung terhadap ODGJ (orang dengan gangguan jiwa), Senin (14/6/).
Sekitar 18 ODGJ di seluruh wilayah Kabupaten Trenggalek yang selama ini dipasung akan mendapatkan perawatan di RSJ Menur.
“Salah satunya adalah kita ingin memastikan tidak ada satupun warga di Trenggalek yang terpasung, jadi mereka harus diberikan pelayanan sebaik-baiknya,” kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin.
Menurut Bupati Nur Arifin, program bebas pasung tersebut juga selaras langkah yang dilakukan oleh Pemkab Trenggalek dalam mewujudkan kabupaten inklusif. Selain mendapat perawatan secara medis, para ODGJ tersebut juga akan menjalani rehabilitas hingga dinyatakan siap untuk dikembalikan kepada keluarga.
“Ini tadi kita komunikasi dengan keluarga, ada dukungan yang baik, semoga nanti pelepasan, masa pengobatan, masa rehabilitasi bisa dijalani dengan baik, kemudian nanti ketika pulang juga penerimaan warga dan lingkungan sekitar juga kita harapkan baik pula,” tuturnya.
“Sehingga kemudian bisa terus hidup dengan normal, kebahagiaan keluarga yang dulu pernah ada juga bisa utuh kembali,” lanjut Bupati Nur Arifin.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Provinsi Jatim Alwi berharap masalah pasung di seluruh Jatim bisa tuntas pada tahun 2023. Tahun 2021 ini Kabupaten Trenggalek telah siap untuk mengawali program bebas pasung.
Terkait proses rehabilitasi terhadap ODGJ, Alwi menjelaskan bahwa nantinya setelah ditangani secara medis dan dinyatakan bisa kembali, kemudian akan dikembalikan ke daerah untuk sementara waktu ditempatkan di UPT.
“Biar mereka itu bersosialisasi, mereka punya aktivitas, apalagi aktivitas yang punya nilai ekonomi, karena tingkat kerawanan itu nanti setelah kembali ke keluarga, kalau saat kembali tidak diterima dikhawatirkan akan re-pasung lagi,” jelasnya.
“Jadi pelan-pelan tapi pasti, artinya begitu kembali, kembali normal seperti yang diinginkan Pak Bupati, hidup sebagaimana layaknya manusia pada umumnya,” tutup Alwi.
Sementara, Koordinator Pembebasan Pasung Kabupaten Trenggalek, Sumarni yang juga TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan) mengatakan, saat ini pembebasan pasung masih 14 orang, dan sisanya empat orang tersebut tiga orang diantaranya masih dalam upaya edukasi pada keluarga, dan satu orang lainnya masih dalam perawatan karena kasus pembunuhan.
Sebelum pelaksanaan evakuasi klien pasung, Sumarni menambahkan, pihaknya melakukan beberapa kali assesment terhadap keluarga klien pasung. Kendala dalam pembebasan pasung, ada keluarga yang menyambut dengan positif, dan menyambut dengan negatif.
“Menyambut negatif, karena mereka sudah terbayang bayang dengan kasus yang lalu, dengan pembebasan yang tidak total atau pengobatan tidak total. Ketika klien dengan pengobatan dinyatakan sembuh, ketika pulang pihak keluarga khawatir dan masuk pasung lagi dengan kata lain re pasung,” ujarnya.
Ia berharap kedepannya dengan program bebas pasung maka klien pasung yang belum dievakuasi menjadi program prioritas Kabupaten Trenggalek ke depannya. “Kami akan terus melakukan edukasi pada keluarga dengan tiga pilar lainnya,” katanya.
Saat pembebasan pasung, salah satu orang tua klien pasung mengatakan, anaknya menginjak usia 38 tahun sudah mengalami gangguan kejiwaan dikarenakan masalah keluarga sejak 15 tahun lalu. Dan sudah masuk beberapa kali ke rumah sakit jiwa baik di Malang maupun Trenggalek.
Ketika anaknya marah karena gangguan jiwa, sang ibu menjadi sasaran kekerasan fisik. Tak hanya itu, barang di rumah menjadi sasaran amarah begitupula rumah tetangganya. “Saya masih ada tanggungan ganti kaca milik tetangga yang dipecahkan, Rp 250 ribu,” akunya yang enggan disebutkan namanya sambil terisak menangis.
Dengan dilepaskannya Yuliati, sang ibu berharap anaknya bisa kembali sembuh dan mendapatkan ketrampilan. [wek.rac]

Tags: