Pemkot Madiun Alokasikan Dana Hibah Rp1,5 M bagi TPA

Sekda Kota Madiun, Drs. H. Maidi, SH. MM.M.Pd memberikan pengarahan kepada guru-guru TPA saat Penerimaan Dana Hibah Lembaga Koordinasi Pembinaan dan Pengembangan Taman Kanak-Kanak Alquran dan Taman Pendidikan Alquran (LKP2TKA-TPA) Kota Madiun untuk pengajar TPA 2017 di Gedung Diklat TPA Kelurahan Banjarejo, Minggu (17/12). [sudarno]

Kota Madiun, Bhirawa
Taman Pendidikan Alquran (TPA) menjadi pondasi pendidikan akidah anak-anak, karena TPA sebagai pendidikan karakter. Di TPA ini, pendidikan tentang agama islam mulai dikenalkan. Sayangnya, pendidikan akidah dasar ini kerapkali luput dari perhatian. Pemerintah wajib hadir memberikan perhatian.
“TPA ini penting. Tetapi gurunya, kiainya, lembaganya kurang mendapat perhatian. Pemkot Madiun tidak mau seperti itu. Terus kami alokasikan dalam APBD,” kata Sekda Kota Madiun, Drs. H. Maidi, SH. MM.M.Pd saat penerimaan dana hibah Lembaga Koordinasi Pembinaan dan Pengembangan Taman Kanak-Kanak Alquran dan Taman Pendidikan Alquran (LKP2TKA-TPA) Kota Madiun untuk pengajar TPA 2017 di Gedung Diklat TPA Kelurahan Banjarejo, Minggu (17/12).
Menurut Sekda Maidi, Pemkot mengalokasikan sekitar Rp1,5 miliar setiap tahunnya. Besaran memang dirasa kecil dibanding jumlah guru TPA yang ada.
Tenaga pendidik lembaga TPA di kota pecel sekitar 661 orang. Artinya, tiap guru hanya mendapat Rp200 ribu perbulan atau Rp 2,4 juta setahun. Tak salah apabila etos kerja yang diberikan lebih berdasar keikhlasan. Jasa guru TPA tiada tara. Bahkan, banyak di antaranya mereka yang sudah mengabdi puluhan tahun. Hingga mencetak anak-anak melek agama, untuk menciptakan generasi berakhlak mulia.
“Setiap orangtua mendambakan anak-anaknya sholeh-sholehah. Tetapi jarang yang bisa mendidik kesana. Butuh bantuan para guru ngaji, kiai, dan guru TPA. Semua diberikan secara gratis. Bahkan, ada yang tombok, sehingga pemerintah harus hadir,”katamantap.
Lebih lanjut menurut Sekda, pendidikan memang bukan hanya pada jalur formal. Pendidikan nonformal juga penting. Anak-anak wajib mendapatkan pendidikan secara utuh dan optimal. Ilmu yang didapat merupakan harta berharga. Dapat menjadi senjata. Mulai senjata untuk hidup hingga menjaga diri. Ilmu merupakan bodyguard. Namun, ilmu yang didapat bakal tak terarah tanpa bekal ilmu agama. Makanya, pendidikan akidah tak boleh dikesampingkan.
“Untuk mencetak generasi emas masa depan tidak cukup hanya ilmu akademik. Butuh ilmu agama. Ini penting untuk menciptakan calon pemimpin yang mumpuni dan berakhlak mulia,”tegasnya.
Sekda menyebut rata-rata ada sekitar 160 aparatur sipil negara (ASN) yang pensiun. Beberapa di antaranya adalah guru. Bahkan, jumlah guru agama diprediksi habis lima tahun ke depan lantaran belum ada rekrutmen. Makanya, TPA wajib diperkuat. Sementara, pemkot berencana memberikan beasiswa bagi pelajar potensial. [dar]

Tags: