Pemkot Ancam Cabut Gelar Gus dan Yuk

5-Foto HL-1Kota Mojokerto, Bhirawa
Tudingan jual beli gelar diajang pemilihan Gus dan Yuk Kota Mojokerto membuat Pemkot selaku penyelenggara tersentak kaget. Melalui Bagian Pembangunan Sekdakot Mojokerto selaku leading sector pemilihan langsung melakukan investigasi. Jika ditemukan pelanggaran, Pemkot mengancam bakal mencabut gelar Gus dan Yuk yang sudah terpilih.
”Empat belas pasangan finalis Gus dan Yuk yang akan berlaga nanti malam (tadi malam, red) kita kumpulkan. Kami lakukan investigasi sebagai tindak lanjut informasi yang berkembang,” ujar Wiwid Febrianto, Kabag Pembangunan Sekdakot Mojokerto, Selasa (24/6) kemarin.
Wiwit menambahkan, hasil investigasi itu menjadi bahan analisa dan evaluasi untuk pelaksanaan event serupa tahun depan. Ia beralasan jika tahapan pemilihan tahun ini tak bisa dibatalkan karena dirinya terikat kontrak dengan penyelenggara. ”Untuk tahun depan kita lakukan evaluasi. Bila diperlukan akan ganti pihak ketiga selaku penyelenggara, dan jika ada bukti ada pelanggaran kita bisa cabut gelar mereka (Gus dan Yuk, red),”  tambah Wiwid.
Fokus investigasi yang sedang dilakukan yakni pada ada tidaknya jual beli gelar pada ajang itu. Menurutnya investigasi tidak hanya pada pemilihan Gus dan Yuk tahun ini saja. Karena penyelenggara ini sudah digelar berkali-kali. Selain itu, juga akan diinvestigasi gelar juara tahun-tahun sebelumnya. Ada atau tidak permainan jual beli gelar itu.
Terkait tudingan adanya kolusi jika Gus dan Yuk yang masuk grand final hanya berasal dari agency modeling tertentu, Wiwid mengaku kesulitan untuk membuktikan saat ini. Karena pada ajang pemilihan ini, para peserta tak membawa nama agency modeling melainkan mewakili sekolah dan umum atau wilayah. ”Tapi setelah muncul juaranya, kita bisa telusuri pemenangnya itu dari grup modeling mana. Dan kita akan bisa membuktilkan apakah tudingan adanya kolusi itu benar apa tidak,” tambah pejabat yang sebelumnya menjadi Kabid Cipta Karya pada Dinas PU ini.
Secara kualitas, Wiwid memiliki penilaian khusus terhadap para finalis tahun ini. Menurutnya hanya sekitar separuh saja dari para finalis yang memiliki kualitas intelegensi yang bagus. Wajar jika selama ini wakil Gus dan Yuk Kota Mojokerto tak bisa berbicara pada level kejuaraan pemilihan Raka Raki tingkat Jatim. ”Saya sendiri ikut menguji pada sesi interview Bahasa Inggris. Dan hanya sekitar 10% yang layak,” tandas Wiwid.
Terkait rencana Dewan yang bakal memanggil panitia dan penyelenggara, Wiwid mengaku siap. ”Jika memang diperlukan, kami siap menjelaskan dihadapan anggota dewan,” tegasnya.
Sebelumnya ajang pemilihan Gus dan Yuk Kota Mojokerto yang digelar tiap tahun diduga syarat dengan kecurangan. Kabar yang berkembang bagi peserta yang ingin naik ke panggung dan menyandang status Gus-Yuk harus menyiapkan uang pelican. Tak tanggung-tanggung untuk masuk ke daftar finalis saja, peserta harus membayar uang hingga puluhan juta rupiah. ”Nilainya minimal Rp15 juta, itu hanya untuk ongkos masuk grand final saja,” tandas sumber mantan finalis Yuk kepada Bhirawa sambil mewanti-wanti agar namanya tak disebutkan.
Mengkomersilkan Piala Gus Yuk, ujar sumber ini, memang cukup potensial. Pasalnya, piala yang ditawarkan kepanitiaan cukup banyak. Mulai dari Piala Duta Persahabatan, Duta Intelegencia, Best Talenta, hingga Best Costume. ”Untuk menjadi juara tarifnya bisa lebih dari itu,” ujarnya
Kalangan DPRD Kota Mojokerto bahkan memastikan bakal memanggil seluruh panitia dan bagian Pembangunan Pemkot Mojokerto sebagai leading sector acara rutin tahunan ini. Mereka menilai, pengelolaan acara yang buruk ini sebenarnya sudah terlihat sejak beberapa tahun terakhir.
”Kualitasnya sangat diragukan,” terang Abdullah Fanani, anggota Komisi III DPRD Kota Mojokerto. Menurut politisi PKB ini, saat juara Gus Yuk Kota Mojokerto bertarung di laga Raka Raki Jatim. Dalam acara itu, penampilan Gus Yuk kota Mojokerto selalu menuai cibiran dari masyarakat umum.
”Kalau ingin kualitas bagus, ganti saja semua panitia. Transparansi merupakan harga mati yang harus dijalankan,” tutur Fanani. [kar]

Rate this article!
Tags: