Pemkot Anggarkan Rp5 M untuk Surabaya-Gresik

Suasana-penandatanganan-disaksikan-Kabid-Perancangan-dan-Pemanfaatan-DPUBMP-Ganjar-Siswo-Pramono.

Suasana-penandatanganan-disaksikan-Kabid-Perancangan-dan-Pemanfaatan-DPUBMP-Ganjar-Siswo-Pramono.

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Pemkot Surabaya menganggarkan Rp5 miliar untuk pengerjaan fisik jalan kembar Wiyung Kota Surabaya yang merupakan akses regional yang menghubungkan Kota Surabaya dengan Gresik.
Kabid Perancangan dan Pemanfaatan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Pematusan (DPUBMP) Surabaya Ganjar Siswo Pramono, di Surabaya, Kamis, mengatakan pembebasan lahan untuk jalan kembar Wiyung menunjukkan perkembangan positif.
“Satu per satu warga bersedia merelakan persilnya untuk pembangunan jalan sepanjang 3,2 kilometer itu,” katanya.
Terbaru, lanjut dia, sebanyak tujuh warga menandatangani persetujuan ganti untung di kantor Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya pada Kamis (10/12).
Ketujuh persil yang sudah dibebaskan itu menyusul 12 persil yang sebelumnya sudah ditebus Pemkot Surabaya sehingga total hingga saat ini terdapat 19 persil yang telah dibebaskan.
Ganjar mengatakan jika mengacu pada penetapan lokasi (penlok) proyek Jalan Wiyung mulai Jajartunggal hingga perempatan ke arah Citraland dan Unesa, sedikitnya ada 75 persil yang perlu dibebaskan.
Rinciannya, kata dia, 68 persil berada di wilayah Kelurahan Babatan dan tujuh persil di Kelurahan Wiyung, sedangkan 49 di antaranya sudah diumumkan nilai taksiran-nya, sisanya masih menunggu peta bidang dari Badan Pertanahan Nasional (BPN).
“19 persil yang sudah dibebaskan semuanya di wilayah Kelurahan Babatan, sedangkan dari Wiyung belum ada. Tapi, kabar terbaru, sudah ada dua persil yang siap dibebaskan di Wiyung. Saat ini sedang dalam tahap pelengkapan berkas,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan, kendala proyek Jalan Wiyung selama ini memang terletak pada pembebasan lahan yang alot. Namun, dengan munculnya nilai appraisal baru per November 2015, dia optimistis pembebasan lahan bisa lebih lancar.
Ia mengatakan taksiran harga baru menunjukkan kenaikan drastis, yakni berkisar Rp8-9 juta per meter persegi. Menurut Ganjar, kenaikan tersebut disebabkan kawasan Wiyung sudah berkembang menjadi lokasi yang strategis, baik dari segi bisnis maupun permukiman.
Selain itu, keberadaan jalan eksisting Wiyung turut menambah nilai jual. Hal ini berbeda dengan kondisi Jalan MERR II-C dimana lahan yang hendak dibebaskan tidak terletak di pinggir jalan besar.
“Harapannya, munculnya taksiran harga baru mampu mendorong warga melepas lahannya untuk pembangunan jalan,” katanya.
Keberadaan Jalan Wiyung sangat penting karena merupakan akses regional yang menghubungkan Kota Surabaya dengan Gresik. Mulanya jalan itu dikelola oleh Pemprov Jatim tapi sudah diserahkan kepada Pemkot Surabaya melalui SK Gubernur.. [dre.ant]

Tags: