Pemkot Asah Ketrampilan Wirausaha Pedagang Toko Kelontong

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Para pedagang toko kelontong di Kota Surabaya diajak untuk meningkatkan keterampilan dan profesionalisme dalam berdagang. Tujuannya agar pedagang toko kelontong di Surabaya bisa maju dan tak sampai gulung tikar, karena kalah bersaing dengan toko-toko modern semisal minimarket maupun supermarket.
Nah, untuk mewujudkan harapan ini, Pemkot Surabaya melalui Dinas Perdagangan, secara bertahap akan memberikan pelatihan kewirausahaan kepada pedagang kelontong di Surabaya.
Seperti Jumat (28/7), sebanyak 205 pedagang toko kelontong hadir dalam pelatihan pemasyarakatan kewirausahaan toko kelontong berbasis koperasi yang digelar di gedung Siola.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya, Arini Pakistyaningsih mengatakan, acara ini merupakan tahap kedua. Sebelumnya, pada Maret 2017 lalu, Pemkot juga sudah mengumpulkan 20 pedagang kelontong untuk mendapatkan edukasi dan pencerahan yang digelar di Graha Sawunggaling.
“Tahap satu dulu untuk uji coba. Target kami, tahun ini ada tiga kali acara seperti ini. Harapannya, tahun ini sedikitnya ada 250 pedagang kelontong dari total 2065 pedagang kelontong se-Surabaya yang mendapatkan pelatihan,” ujar Arini Pakistyaningsih di sela acara.
Menurut Arini, dinas nya mendapatkan tugas khusus dari Wali Kota Surabaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pedagang kelontong di Kota Pahlawan. Ada harapan besar dari wali kota agar para pedagang kelontong di Surabaya semakin profesional dan omset dagangan nya semakin besar.
“Ibu (wali kota) ingin mereka lebih maju dari sebelumnya. Karena itu mereka kami dampingi. Karena kalau tidak ada pendampingan dari dinas dan juga dibekali keterampilan, berdagangnya akan begitu terus. Dan yang dikhawatirkan, usaha mereka akan tergilas. Tidak boleh ada yang kukut (bangkrut) karena minimnya pengetahuan berwirausaha,” jelas Arini.
Dan wujud konkret dari pendampingan tersebut, Dinas Perdagangan memiliki mantri ekonomi. Hingga kini, kurang lebih ada 70 an mantri ekonomi yang tersebar di 31 kecamatan di Surabaya.
Arini menjelaskan, mantri ekonomi ini merupakan staf yang dilatih khusus untuk mendampingi pedagang toko kelontong. Satu orang mantri ekonomi bertugas mendampingi 10 pedagang toko kelontong.
Oleh mantri ekonomi, pedagang akan dipantau kemampuan mereka dalam melakukan manajemen keuangan, manajemen retail, ataupun manajemen distribusi.

Tags: