Pemkot Batu Dapat PR Bangun Hydrant

9-nas-hidrantKota Batu, Bhirawa
Tak sedikit beberapa kawasan di Kota Batu yang sulit dijangkau atau dilewati Mobil Pemadam Kebakaran (PMK). Hal ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi Pemerintah Kota untuk membangun hydrant di kawasan tersebut. Untuk sementara, dalam mengatasi masalah ini PMK Kota Batu melengkapi dirinya dengan Floating Pump.
Kepala UPT Pemadam Kebakaran Kota Batu, Santoso Wardoyo, saat ini pihaknya telah menyiapkan 2 unit Floating Pump atau pompa penyemprot air yang bisa dibawa petugas PMK dengan berjalan kaki. Alat ini efektif untuk membantu Petugas PMK dalam upaya pemadaman kebakaran di kawasan padat penduduk.
“Di kawasan padat penduduk biasanya jalan sempit dan berkelok-kelok. Hal ini cukup menyulitkan kita (PMK) dalam melakukan pemadaman kabakaran di kawasan ini. Dan dengan keberadaan floating Pump ini cukup memudahkan dalam menjangkau daerah-daerah padat tersebut,”ujar Santoso Wardoyo, saat datang ke acara rapat di Balaikota Batu, Senin (15/8).
Saat ini, katanya, di Kota Batu hanya terdapat 4 titik hydrant. Yakni, di Jl. Soekarno Kecamatan Junrejo, di Alun-Alun Kota Batu Jl.Diponegoro, di Sidomulyo Jl.Bukit Berbunga, dan di Kawasan Orchid Jl.Indragiri. Ke depan, selayaknya Kota Batu harus memiliki 30 titik hydrant yang disebar di 3 Kecamatan yang ada.
Banyaknya kebutuhan terhadap hydrant ini, karena lokasi Kota Batu yang berada di pegunungan atau dataran tinggi. Akibatnya, banyak kawasan yang sulit dijangkau karena berada di perbukitan dengan kemiringan tanah yang curam.
Tidak hanya kondisi tanah yang tinggi dan curam, beberapa kawasan di Kota Batu juga memiliki kepadatan penduduk yang tingi. Otomatis bangunan perumahan di daerah tersebut juga padat dengan menyisakan jalan yang sempit, misalnya, di kawasan Klerek, Sisir, maupun Songgokerto.
Santoso mencontohkan adanya kejadian kebakaran di kampung Klerek beberapa waktu lalu. Saat itu Mobil PMK mengalami kesulitan untuk masuk dan mendekati Tempat Kejadian Perkara (TKP) akibat akses jalan kampung yang sempit dan berkelok. Akibatnya, mobil PMK terpaksa berhenti 400 meter dari TKP.
“Karena slang tidak menjangkau, maka saat itu kita terpaksa menggunakan floating Pump. Dan beruntung juga di TKP yang terbakar takjauhdari sungai sehingga floating Pump bisa memompa air dari sungai tersebut,”jelas Santoso.
Dengan menggunakan alat ini, maka dalam upaya pemadaman kebakaran PMK bisa menyemprotkan air sebanyak 250 JPM. Namun ke depan, Pemkot Batu harus membangun hydrant lebih banyak untuk menjamin keamanan warga dari bahaya kebakaran. [nas]

Rate this article!
Tags: