Pemkot Batu Jajaki Pasar Negara Tiongkok

Para peneliti Tiongkok saat melakukan penjajakan kerja sama dengan Pemkot Batu yang didampingi peneliti dari UMM

Para peneliti Tiongkok saat melakukan penjajakan kerja sama dengan Pemkot Batu yang didampingi peneliti dari UMM

Kota Batu, Bhirawa
Pemerintah Kota (Pemkot) Batu menjajaki kerja sana dengan Negara Tiongkok untuk mengembangkan pertanian atau agriculture dan pengembangan tanaman herbal di Kota Batu.
Dalam pengembangan dan menjalin kerja sama dengan Tiongkok ini, pihak Pemkot Batu didampingi oleh peneliti dan ahli pertanian dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
“Kerja sama agricultural dan pengembangan pertanian herbal dengan pihak Tiongkok ini masih dalam tahap penjajakan. Semoga tercipta saling kesepahaman antara Pemkot Batu dengan para peneliti dari Tiongkok ini,” ujar Prof.Dr.Vina Salviana, Wakil Direktur UMM, Kamis (25/2). kemarin
Saat menemui tokoh agriculturan dan herbal di Balaikota Batu, Vina didampingi tiga ahli dan peneliti pertanian UMM.
Adapun dari pihak  Tiongkok, beberapa tokoh dan ahli pertanian dan tanaman herbal telah datang secara khusus di Kota Batu. Mereka di
antaranya merupakan peneliti dari Universitas Beijing. Yaitu, Prof.
Wang,  kemudian Pan Han Liang, dan Pang Yu Xin.
“Para tokoh Tiongkok ini merupakan ahli dalam bidang agrikultural dan pengobatan herbal,”tambah Vina.
Dalam penjajakan tersebut, pihak ahli dari Tiongkok telah melakukan penelitian terkait ppotensi yang dimiliki Kota Batu. Hasilnya, ditemukan bahwa lahan di Kota Batu, khususnya di Desa Sumber Brantas sangat berpotensi untuk pengembangan tanaman herbal asal Tiongkok. Di antaranya, kentang hitam dan blueberry.
“Tanah dan udara di Sumber Brantas ini sangat sesuai untuk pengembangan kentang hitam dan blueberry. Dan jika hal ini bisa dilakukan, maka akan bisa menambah kesejahteraan petani di Desa Sumber Brantas. Karena harga dari kedua komodity herbal tersebut sangat mahal. Namun tak sekedar sampai menuai hasil panen pertanian dari kentang hitam, blueberry, maupun hasil pertanian herbal lain yang ingin dicapai dalam kerja sama ini. Namun pihak Tiongkok juga menawarkan kerja sama terkait pengelolaan hasil produk tersebut. Karenanya, hasil dari pengeilolaan itu diharapkan akan bisa menembus pasaran luar negeri.
“Dan pihak ahli agriculture dari Tiongkok tersebut akan membantu Kota Batu dalam proses pemasaran dari hasil pertanian dan produk herbal yang dihasilkan di Kota Batu,”tambah Vina.
Sementara, Staf Ahli Walikota Batu bidang Pemerintahan, Wiwik Sukaesih, mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan pengkajian
terhadap penjajakan kerja sama antara Pemkot Batu dengan para peneliti dari Tiongkok ini.
Dari hasil survei yang dilakukan peneliti Tiongkok, diketahui bahwa buah apel asli Kota Batu memiliki karakteristik potensi herbal yang
bagus. Selain itu, buah asli Negara Tiongkok berupa kentang hitam dan blueberry ternyata sangat cocok untuk ditanam di tanah pertanian yang ada di Desa Sumber Brantas Kota Batu.
“Namun adanya pengembangan pertanian herbal di Sumber Brantas, jangan sampai merusak tingkat kesejahteraan dari para petani setempat. Jadi bapak Walikota Batu meminta agar pengembangan ini justru akan semakin meningkatkan kesejahteraan para petani setempat,”ujar Wiwik Sukaesih. [nas]

Tags: