Pemkot Batu-Pemprov Bali Kerja Sama Pertanian

6-FOTO OPEN nas-0918 Wagub Bali (3)Kota Batu, Bhirawa
Pemerintah Kota (Pemkot) Batu bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali telah bersepakat untuk mengadakan kerja sama antara kedua daerah. Kerja sama ini lebih khusus untuk pengembangan konsep pariwisata yang berbasis pertanian. Pemprov Bali tertarik untuk ikut mengembangkan pertanian organic seperti yang telah dilakukan Pemkot Batu.
Untuk merealisasikan kerja sama ini, kemarin (18/9) Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta bersama rombongan datang ke Pemkot Batu. Dalam kunjungan itu, rombongan wagub diterima langsung oleh Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso, dan sejumlah pejabat SKPD.
“Kami bersama tim TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah-red) Bali ingin menyempurnakan program kami di Bali. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa pertanian saat ini memegang kendali perekonomian nomor dua setelah pariwisata, sama seperti di Kota Batu. Untuk itu kita akan terus mengembangkan sektor pertanian agar bisa meningkatkan pendapatan masyarakat petani,” ujar Sudikerta, Kamis (18/9).
Ia menyatakan apresiasi sekaligus ketertarikan atas kebijakan Pemkot Batu dalam mengembangkan pertanian organik. Karena dengan mengembangkan program ini akan membuka peluang bagi para petani untuk bisa mengembangkan pendapatannya sekaligus meningkatkan tingkat perekonomian mereka. “Apa yang telah disampaikan dan dilakukan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu dalam mengembangkan pertanian organic ini memang sungguh luar biasa. Memang hal itulah yang harus kita lakukan ke depan,” tambah Sudikerta.
Untuk itulah, katanya, Pemprov Bali juga akan mengembangkan sektor pertaniak organik untuk mengembangkan perekonomian masyarakat petani. Diharapkan dengan langkah ini akan mampu memperkecil laju inflasi yang telah terjadi.
Tak hanya itu, Pemprov Bali juga akan mengajak kerja sama Pemkot Batu demi peningkatan perekonomian petani. Apalagi produksi hasil pertanian di Batu sangat melimpah, sedangkan di Bali membutuhkan produksi pertanian yang banyak. “Jadi produksi pertanian di Batu yang berlebih, maka kita yang akan mengkonsumsi di Bali,” ujar Sudikerta.
Tentu saja tawaran ini mendapat tanggapan positif dari Pemkot Batu. Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso, mengatakan bahwa pengembangan pariwisata untuk mendukung pertanian di Kota Batu telah menjadi harga mati dalam tahun kedua pemerintahannya bersama wali kota.
Punjul menyatakan, untuk mendukung pengembangan pertanian organik di daerahnya, pihaknya juga telah membukan jaringan pemasaran dari produk yang dihasilkan. “Kita telah mewajibkan kepada para pengelola hotel dan restoran untuk mengambil sayur mayor yang dihasilkan petani Batu. Demikian juga dengan apel dan jeruk keprok 55 khas Batu, juga menjadi suguhan wajib di hotel-hotel,” jelas Punjul.
Dan untuk menindaklanjuti kerja sama ini, Pemkot Batu melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) akan menyatakan kesiapannya untuk menjembatani pemenuhan kebutuhan Pemprov Bali dalam mengembangkan sektor pertanian. “Termasuk pemenuhan bibit-bibit tanaman organic dan tanaman bunga-bungaan akan kita kirim ke Bali bersama petugas yang akan menanamkannya,” jelas Punjul. [nas]

Keterangan Foto : Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso, saat memberikan pemaparan tentang pertanian di Batu kepada rombongan Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta, bertempat di Kantor Balaikota Batu, Kamis (18/9). [nas/bhirawa]

Tags: