Pemkot Batu Support Petani Millenial Kembangkan Potensi Desa

Wali Kota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko melakukan diskusi dengan petani Desa Pesanggrahan, Minggu (8/11)

Kota Batu, Bhirawa.
Adanya konsep baru yang digagas Sawah Rojo Art Farming (SRAF) akan menjadi media bagi petani muda di desa untuk berinteraksi langsung dengan para member atau anggota yang mempunyai berbagai latar belakang profesi.

Diharapkan hal ini akan menjadi motivasi para generasi muda untuk berkarya dan mengembangkan tanah kelahiran. Karena banyak potensi desa di Kota Batu yang bisa dioptimalkan dan menjadi pusat perekonomian yang luar biasa dan tetap ramah lingkungan.

Dengan semangat ini tidak ada alasan bagi Pemkot Batu untuk tidak mensupport para petani muda millennial yang ada di kota ini. Apalagi Walikota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko MSi telah menyatakan komitmennya tidak berhenti mensupport generasi penerus petani dan mengembangkan pertanian di Kota Batu.

Apalagi salah satu alasan Batu bisa berdiri menjadi sebuah Kota Madya karena daerah ini memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sangat tinggi dari sektor pertanian.

Dalam peresmian SRAF kemarin, Dewanti memberikan instruksi langsung kepada Dinas Pertanian untuk memberikan pendampingan kepada para generasi muda yang menjadi petani millenial ini. Hal ini penting dilakukan agar program pengembangan pertanian modern dengan melibatkan petani muda millenial tidak terhenti di tengah jalan.

“Melihat konsep kolaborasi antara petani the legend (petani lokal) dan petani millenial (petani muda era digital-red) sangat luar biasa. Untuk itu saya minta kepada Dinas Pertanian dan juga Dinas Pendidikan untuk memberikan fasilitas dan mengakomodirnya dengan semaksimal mungkin,”ujar Dewanti.

Sebagai kepala daerah, Dewanti akan terus berupaya agar kawasan yang berada di belakang Balai Kota Batu untuk tetap menjadi lahan hijau. Apalagi saat ini untuk pemanfaatan CSR BUMN harus mencari pengembangan pertanian yang melibatkan generasi millenial minimal 30 persen.

“Untuk Kota Batu jangankan 30 persen, bahkan lebih dari itu sangat mudah untuk mencari generasi millenial yang bisa diajak mengembangkan pertanian. Kota Batu punya banyak para generasi penerus pertanian,”ungkap Dewanti.

Untuk itu walikota akan menyiapkan surat pengantar bagi para petani millenial ini untuk menembusi beberapa BUMN untuk mendapatkan CSR. Kemudian CSR ini akan dimanfaatkan untuk mengembangkan sektor pertanian yang lebih modern sehingga pasar pertanian Kota Batu bisa menembus dunia internasional.

Walikota mencontohkan bahwa saat ini di Kota Batu sudah ada pembelajaran pertanian Jepang yang berlokasi di Kecamatan Bumiaji. Dewanti menjelaskan bahwa pertanian Jepang mempunyai standar kualitas yang tinggi.

“Dan kalau kita bisa ikut menerapkan pertanian seperti Jepang, maka kita akan mudah untuk masuk ke pasar internasional. Dan semua itu dilakukan dengan pertanian organik,”jelas Dewanti. Dan salah satu pertanian ala Jepang yang sudah berhasil dikembangkan di Bumiaji adalah pertanian buah melon.

Di akhir acara peremian SRAF, secara khusus Dewanti memberikan semangat dengan menuliskan kata-kata inovatif. Ia berharap petani millenial di Kota Batu terus bersemangat dan tak lelah untuk mengembangkan pertanian di kota ini menjadi lebih baik.

“Satu langkah kecil akan menjadi suatu kemanfaatan yang besar. Dan Bertani karena benar,”ujar Dewanti dalam kata-kata inovatifnya.

Dalam program ke depan, petani millennial akan di bekali dengan mindset industri 4.0 seperti Internet Of Things, Big Data, Artificial Intelligent, Robotic hingga Cloud Computing. Tidak zamannya lagi membajak sawah di bawah terik matahari, dan tidak perlu lagi susah payah buka lapak di pasar pagi. Karena kini petani millennial tetap keren bertani dengan teknologi digital. Mereka bisa mengelola lahan pertanian dengan memanfaatkan teknologi aplikasi. (nas)

Tags: