Pemkot Berupaya Rebut Rumah Bung Karno

2-rumah kelahiran bung karno IMG_20160623_143614_HDR_1466670212005 (1)Surabaya, Bhirawa
Berkaca dari kasus ratanya rumah pahlawan Surabaya, Rumah Radio Bung Tomo, di Jalan Mawar 10, kali ini pemkot Surabaya tidak ingin kecolongan lagi, terkait Bangunan Cagar Budaya (BCB). Kali ini, Pemkot Surabaya berusaha mengambil alih  Rumah Kelahiran Bung Karno, yang terletak di Pandean 4 Nomor 40, kawasan Peneleh.
Rumah kelahiran Bung Karno kini ditempati oleh ahli waris yang merupakan warga sipil. Sejak empat tahun yang lalu Pemkot Surabaya Surabaya berupaya bernegosiasi kepada pemiliknya sekarang, melalui tawar menawar harga jual.
Tetapi hal tersebut tidak kunjung mendapat lampu hijau, karena tidak sesuai dengan anggaran APBD Kota Surabaya, yang menganggarkan Rp700 Juta, tetapi pemilik rumah menginginkan harga Rp5 Milyar.
Diketahui, kondisi rumah terlihat lapuk, baik cat yang sudah mulai luntur, dan terdapat beberapa bagian yang bocor terlihat dari depan, terbukti terlihat rembesan air.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota, Agus Imam Sonhaji mengatakan, sejak tahun 2014, Pemkot Surabaya memang sudah melaksanakan tawar menawar harga, dengan ahli waris yang saat ini mendiami Rumah Kelahiran Bung Karno di kawasan Pandean.
“Pemkot sendiri kan membeli sesuatu dilihat kondisi rumahnya sekarang seperti apa. Kita nggak bisa seenaknya kalau membeli dengan anggaran APBD, karena disitu tanggung jawabnya besar, dan kita juga melakukan konsultasi dengan ahlinya sebelumnya untuk menentukan pricesale,” paparnya.
Agus mengatakan, Camat dan Lurah Genteng, Surabaya sempat menemui pemilik rumah unuk melakukan rembukan, tetapi pemilik rumah tetap tidak mau menurunkan jumlah harga yang dipasang.
“Sudah empat tahun kita bersabar, kita melakukan ini juga agar yang lain peduli. Dengan usaha seperti itu, pemilik tetap tidak bergeming, secara sosial tetangga sekitarnya bilang dia memang bermasalah. Menurut info juga kalau ada orang berkunjung kesana hujan ya tidak dihiraukan,” imbuh Agus.
Agus mengatakan Pemkot akan berusaha mengambil hak kepemilikan di beberapa tempat di kawasan Peneleh, karena diketahui selain Rumah Kelahiran Bung Karno, terdapat rumah HOS Cokro Aminoto, dan makam Belanda Peneleh. “Karena disitu rumah  pendiri Negara. Kita nggak akan grusa-grusu. Tapi kami berharap akan kena semua area, dan secara konsep kita matangkan,” tegas Agus.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surabaya, Wiwiek Widayati yang turut mengikuti pertemuan tersebut menambahkan, pihak Disbudpar berencana akan menambah walking track, beserta perawatannya yang mengarah ke rumah HOS Cokro Aminoto, Rumah Kelahiran Bung Karno dan Makam Belanda Peneleh guna UN Habitat, Juli mendatang. (geh)

Tags: