Pemkot Dukung Eksistensi POPTI Malang

dsc_1110fbKota Malang, Bhirawa
Pemerintah Kota Malang, akan memberikan dukungan penuh keberadaan, Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassaemia Indonesia (Popti) Malang. Supranoto, staff ahli Pemkot Malang, menyebutkan bahwa pemerintah bersedia membantu dan mendukung kinerja Popti di kota Malang.
“Kita akan mendukung penuh keberadaan Popti, sebab penyakit Thalassaemia ini, memang belum populer, tapi bagaimanapun pemerintah berkewajiban untuk memberikan perhatian agar penderita Thalassaemia, mendapat akses kesehatan yang sama,” terang Supranoto, di sela-sela silaturrahmi, pengurus Popti  di Ruang Sidang Pemkot Rabu (11/6) kemarin.
Menurut Supranoto, Thalassaemia ini adalah penyakit kelainan sel darah merah karena tidak dibentuknya bahan pembentuk hemoglobin. Akibatnya, sel darah merah mudah pecah dan penderita tidak mampu lagi membentuk sel darah baru. Penderita Thalassaemia,   harus selalu melakukan transfusi sel darah.
Thalassaemia dibagi menjadi tiga bagian, yakni Thalassaemia Minor tidak bergejala dan penderita biasanya hidup normal. Yang kedua adalah Thallassaemia Intermedia yakni dalam koridor ringan. Penderita tidak membutuhkan transfusi rutin. Sedangkan Thallasaemia Mayor adalah gejala yang paling parah, di mana biasanya gejalanya adalah Anemia, pembesaran hati dan limpa.
Sementara itu, Minarsiah (41) penderita Thalassaemia, sejak berusia enam tahun, mengatakan beberapa gejala seperti perut buncit, wajah pucat dan mata kuning. “Katanya ini penyakit turunan, tapi orang tua saya tidak ada riwayat penyakit ini, namun saya tidak tahu dari kakek atau buyut saya,” katanya.
Ketua Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassaemia Indonesia (Popti), Ruswandi, menyebut saat ini jumlah orang yang mengidap Thalesemia Major berjumlah 6400 di Indonesia. Jumlah ini berpotensi bertambah karena memang Thalesemia adalah penyakit turunan.
Ruswandi mengatakan, bahwa saat ini masyarakat masih banyak yang belum mengetahui info mengenai penyakit ini. “Bahkan keluarga banyak yang belum tahu, karena keluarga ring I harus tahu ini bukan penyakit menular,” tutur Ruswandi.
Penderita Thalassaemia ini, lanjut Ruswandi tidak usah minder, karena kebanyakan mereka memiliki IQ yang bagus dan berprestasi. Pemerintah pusat, sendiri lanjut dia, sudah menjamin melalui  BPJS kesehatan, satu anak per bulan di biayai sekitar 10 juta itu untuk biaya pengobatannya. [mut]

Rate this article!
Tags: