Pemkot Kaji Ulang Rencana Penutupan TRS

Taman-Remaja-Surabaya-TRS-tampak-depan-adalah-wahana-permainan-tertua-di-Kota-Surabaya-Kamis-234.-[Gegeh-Bagus/bhirawa]-.

Taman-Remaja-Surabaya-TRS-tampak-depan-adalah-wahana-permainan-tertua-di-Kota-Surabaya-Kamis-234.-[Gegeh-Bagus/bhirawa]-.

DPRD Surabaya,Bhirawa
Pemkot Surabaya diminta mengkaji ulang keputusan untuk menutup Taman Rekreasi Surabaya (TRS). Secara tegas DPRD Surabaya menetang langkah penutupan, karena TRS telah menjadi salah satu ikon Kota Surabaya bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.
Dikatakan H Junaedi wakil ketua Komisi D DPRD Surabaya yang membidangi Kesra, bahwa langkah penutupan TRS harus dilakukan kajian yang mendalam karena sangat berlawanan dengan semangat mengurangi pengangguran di wilayah kota Surabaya.
“Di bidang Kesra, tentu sudut pandang kami adalah dampaknya terhadap kepentingan masyarakat kebanyakan, tentu bukan segelintir orang, utamanya bagaimana dengan semangat pemkot soal mengurangi pengangguran, apalagi dampak rencana penutupan ini akan mengorbankan 110 karyawannya,” tegasnya. (24/4)
Junaedi juga berpendapat bahwa vonis pailit yang dijadikan alasan Pemkot untuk menutup TRS adalah sepihak, karena yang bisa menentukan hanya pihak Pengadilan, apalagi hasil laporan terakhir rapat pemegang saham PT Star sebagai pengelola masih mendapat deviden yang cukup besar yang 1,8 miliar rupiah.
“Jangan vonis pailit itu hanya sepihak dari Pemkot, dan setahu saya vonis pailit itu hanya oleh pengadilan, karena hasil rapat pemegang saham di laporkan bahwa PT Star melaporkan jika tahun ini bisa mendapatkan deviden dari TRS senilai 18 miliar rupiah, ini kan jadi simpang siur, siapa yang benar, agar obyektif maka dipakai saja tim audit independent,” tandasnya.
Masih Junaedi, saya tidak sepakat lokasi TRS ditutup, pindahkan atau diberikan alternatif lain, seharusnya pemkot tidak berfikir prifit oriented terhadap TRS, karena tempat rekreasi murah ini telah menjadi ikon kota Surabaya karena juga berfungsi sebagai tempat pendidikan anak.
“Siapapun pasti akan berfikir, ada motivasi apa pemkot Surabaya menutup TRS, jangan-jangan merupakan salah satu upaya untuk menggiring masyarakat ke tempat rekreasi lain yang sejenis seperti Suroboyo Carnival yang harga tiketnya lebih mahal, kalau benar, artinya kebijakan ini bernuansa membela kepentingan pengusaha, bukan memikirkan kepentingan masyarakat,” cetusnya.
Hal senada juga dikatakan Baktiono anggota Komisi B yang membidangi perekonomian, bahwa keberadaan taman rekreasi Surabaya (TRS) telah menjadi rekreasi rujukan masyarakat kelas bawah, karena harga tiketnya terjangkau sementara fasilitasnya komplit.
“TRS itu kan tidak merugikan pemerintah kota, lantas apa tujuan penutupan itu, padahal sudah tau jika lokasi ini telah menjadikan rujukan masyarakat yang tidak mampu berrekreasi, karena harga tiketnya terjangkau dan fasilitas hiburannya komplit, terutama bagi anak-anak TK,” ucapnya.
Sayangkan Kalau Ditutup
Pengunjung Taman Remaja Surabaya (TRS) menyesalkan rencana Pemkot Surabaya yang akan menutup taman yang selama ini sudah menjadi tempat hiburan tersendiri bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah tersebut. Para pengunjung pun mengaku kaget mendengar rencana penutupan tersebut. Sebab, TRS sudah menjadi ikon kota Surabaya sejak lama.
Salah satu pengunjung, Setyorini yang sering mengunjungi Taman Remaja Surabaya ini tidak setuju jika TRS ditutup. Pasalnya tempat itu adalah hiburan bagi warga menengah ke bawah. Belum lagi tempat ini bukan hanya sekadar bermain,melainkan juga untuk kegiatan-kegiatan edukasi bagi anak-anak yang masih sekolah.
“Tidak setuju karena TRS ini juga sering mengadakan lomba bagi anak-anak. Kalau ditutup dimana lagi ?,” katanya ketika ditemui Bhirawa, Minggu (26/4)
Hal yang sama juga dikatakan warga Kedung Tarukan, Budi Santoso. Dirinya juga menyesalkan penutupan tersebut. Menurutnya saat ini tempat hiburan murah di Surabaya sedikit dan jika nantinya taman remaja ditutup, masyarakat Surabaya akan semakin sulit mencari tempat hiburan murah. ” Ini tidak boleh ditutup! Tidak ada tempat lagi,” tegas Budi yang sering mengajak anaknya bermain dan belajar di TRS ini.
Para pengunjung berharap Pemkot membatalkan rencana penutupan TRS karena akan merugikan masyarakat terutama kota Surabaya untuk mencari tempat hiburan murah. Selain itu, TRS adalah salah satunya tempat ajang perlombaan bagi pelajar mulai TK sampai SMA yang ada di Surabaya.
Sementara itu, Ratusan karyawan Taman Remaja Surabaya (TRS) terancam kehilangan pekerjaan terkait adanya usulan dari Pemkot Surabaya yang berencana menutup tempat hiburan tersebut.
Karyawan TRS pun menentang kebijakan Pemkot karena akan menyebabkan ratusan dari mereka menjadi pengangguran dan salah satunya Fitri Rachmawati. Perempuan yang bekerja sebagai penjaga komedi putar selama tiga tahun ini menyesalkan rencana Pemkot tersebut.
” Dipertimbangkan lagi karena disini (TRS) sering dibuat tempat untuk pentas seni dan lomba-lomba. Disini juga banyak pekerja yang sepuh, nanti kalau ditutup ya mau kerja dimana,” terangnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Linda Sari. Karyawan yang menjaga makanan ini menolak keras rencana Pemkot untuk menutup Taman Remaja Surabaya karena tempat itu sudah menjadi ikon kota Surabaya.”Kalau ditutup nanti anak-anak mau lomba dimana,” jelasnya.
Namun para karyawan meminta kepada walikota kota Surabaya jika nantinya memang Taman Remaja Surabaya ditutup. Pemkot Surabaya harus menyediakan pekerjaan yang baru bagi mereka. (gat.geh)

Tags: