Pemkot Kediri Bakal Benahi Wisata Religi Makam Setono Gedong

Makam Mbah Wasil di Setono Gedong di Kediri ini diperkirakan peninggalan Prabu Joyoboyo dan sekarang menjadi sentra pendidikan Islam serta pengajian rutin yang dihadiri ribuan orang dari berbagai daerah.

Koordinasi dengan Melibatkan BPCB sebab Objek Merupakan Situs
Kediri, Bhirawa
Pemkot Kediri berencana membenahi wisata religi makam Al-Wasil Syamsudin atau Mbah Wasil di Setono Gedong  sebagai upaya menarik kunjungan wisatawan ke kota ini.
Kota Kediri tak hanya dikenal sebagai Kota Tahu, tetapi juga dikenal sebagai Kota Religi atau Kota Santri. Banyak pondok pesantren yang tersebar di wilayah Kediri baik  yang kecil yang santrinya hanya ratusan maupun yang besar yang santrinya mencapai ribuan. Beberapa di antaranya sudah terkenal se-antero Indonesia seperti Ponpes Hidayatul Mubtadiin atau yang dikenal dengan Ponpes Lirboyo, kemudian Ponpes  LDII, juga Ponpes Kedung Lo pusat pengamalan Salawat Wahidiyah.
Selain itu di Kota Kediri juga terdapat tempat wisata religi. Salah satunya yang cukup populer adalah Makam Setono Gedong. Rencananya Pemkot Kediri akan melakukan perbaikan di lokasi wisata religi yang dikenal dengan Makam Mbah Wasil dengan melibatkan BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya), sebab lokasi tesebut merupakan sebuah situs.  “Kami sudah melakukan untuk rencana perbaikan, termasuk koordinasi melibatkan BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Mojokerto,” kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Kediri Nur Muhyar di Kediri belum lama ini.
Tim dari BPCB tersebut bahkan sudah meninjau langsung ke lokasi makam akhir Desember 2016, guna memantau rencana perbaikan apakah akan merusak situs atau tidak. Dari hasil pertemuan itu, ternyata diizinkan dan tidak perlu ada kajian khusus untuk proses perbaikan. “Hasil rekomendasi tidak perlu ada kajian khusus untuk proses rehab,” ujarnya.
Nur mengatakan, selain koordinasi dengan Tim BPCB, pemkot juga harus koordinasi dengan ahli waris. Hal itu dilakukan, agar proses perbaikan bisa berjalan dengan lancar, serta tidak ada masalah ke depannya.
Menyangkut besarnya anggaran, Nur mengaku belum mengetahui dengan pasti. Saat ini masih dilakukan pembahasan intensif oleh tim khusus. Jika terpaksa tidak dilakukan pada 2017, rencananya akan dilakukan pada 2018.
Di situs Setono Gedong, selain terdapat makam Syaikh Syamsuddin Al-Wasil, juga terdapat makam Sunan Amangkurat Mas III, yang merupakan Raja Solo ke-3, serta sejumlah tokoh lainnya.
Syaikh Syamsuddin Al Wasil yang di dalam Kitab Kakawin Hariwangsa disebutkan sebagai guru spiritual Prabu Joyoboyo. Syaikh Syamsuddin Al-Wasil sendiri dari Negeri Ngerum /Rum (Persia) yang datang ke Kediri untuk berdakwah dan atas permintaan Raja Kediri Sri Maharaja Mapanji Jayabhaya untuk membahas kitab Musyarar yang berisi ilmu pengetahuan khusus seperti perbintangan (ilmu falak) dan nujum (ramal meramal).
Situs yang merupakan peninggalan abad ke-12 itu juga menjadi salah satu destinasi kunjungan wisata religi di Jatim. Di situs yang diperkirakan peninggalan Prabu Joyoboyo itu menjadi sentra pendidikan Islam serta pengajian rutin yang dihadiri ribuan orang dari berbagai daerah.
Di situs tersebut, beberapa kali mengalami perbaikan. Misalnya, proses perluasan masjid yang dilakukan sejak 2013. Biaya yang diperlukan untuk perluasan itu sekitar Rp 3,5 miliar, dengan rentang perbaikan sekitar empat tahun. [Rachmad Caesar]

Tags: