Pemkot Klaim, Angka Kemiskinan Terus Turun

imagesKota Mojokerto, Bhirawa
Pemkot Mojokerto mengeluarkan klaim jika angka kemisikinan masyarakatnya terus turun dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.  Penurunan angka kemisikinan ini diakui karena kebijkan Pemkot Mojokerto yang selalu pro kepada rakyat miskin.
Berdasar data Pusat Data Statistik, jumlah penduduk miskin di Kota Mojokerto memang terus  menurun. ”Pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin mencapai 8,900 orang atau 7,41%. Tahun 2011 turun menjadi 8,338 orang atau 6,89%. Sementara tahun 2012 menyentuh titik 8080 orang atau 6,69%,” ujar Harlistyti, Kepala Bappeko Kota Mojokerto usai rapat Tim Koordinator Penanggulangan untuk Kemiskinan (TKPK) di Ruang  Nusantara, Pemkot Mojokerto,  Selasa (15/4) kemarin, rapat dipimpin Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus.
Harlistyati yang juga Sekretaris Tim Koordinator Penanggulangan untuk Kemiskinan menambahkan, angka kemiskinan terus turun dari tahun ke tahun itu merupakan indikator jika program pro rakyat mencapai target. Hingga menggerus jumlah penduduk berpendapatan Rp 266,978 ribu per kapita per bulan.
Menurut Harlistyati,  maka pihaknya mengoptimalkan satuan kerja yang ada agar turut dalam program ini. Antara lain dengan mengefektifkan program pengentasan kemiskknan di BPM, Disnaker, serta  Diskoperindag. ”Contohnya dengan pembiayaan Usaha Syariah (Pusyar) kerjasama dengan BPRS yang menyiapkan anggaran Rp1 miliar. Untuk pinjaman usaha ekonomi lemah disubsidi dari dana infaq BAZ. Sehingga pinjaman tanpa dikenakan biaya administrasi, bunga dan asuransi,” kata Harlistyati.
Pokok pinjaman, lanjut Harlis, bisa mencapai maksimal Rp10 juta. Sedang Diskoperindag memberikan bantuan bergulir melalui peningkatan SDM usaha, Disnaker pengentasan kemiskinan, BPM kepada kelembagaan. Program ini sudah berjalan sejak dua lalu.
Pemkot Mojokerto fokus mengangkat progam itu dalam ajang program pengentasan kemiskinan yang digelar Pemprop Jatim. Hingga kini akhirnya menempatkan dua daerah yakni Pemkot Mojokerto dan Pemkab Bondowoso bersanding dipuncak kompetisi  Propure Award. Keduanya, bakal diuji tim penilai yang sedianya turun ke daerah tanggal 17 April mendatang.
Pemkot Mojokerto harus lolos tes dalam final peduli rakyat kecil jika berniat menggasak tropy di segmen Kluster III. ”Bukan karena kompetisinya kita berpihak pada rakyat kecil. Tapi program kerakyatan kita menghantarkannya pada final Propure Award,” kata Masud Yunus usai memimpin rapat.
Orang nomer satu di Pemkot yang baru dilantik Desember akhir tahun lalu optimis bisa menyabet kemenangan dalam ajang ini. Namun ia berkali-kali mengatakan jika bukan karena ajang itu pihaknya berpihak pada rakyat kecil. ”Kita optimis bisa memenangkannya kali ini,” katanya. [kar]

Tags: