Pemkot Malang Segera Bangun Rumah Potong Unggas

rumah-potong-unggasKota Malang, Bhirawa
Pemkot Malang, tahun depan akan membangun Rumah Potong Unggas (RPU) tahun depan. Rencananya lokasi RPU ditempatkan di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Kedungkadang. Pemilihan wilayah disesuaikan dengan lokasi titik ramai pusat penjualan unggas.
Kadis Pertanian Ir Hadi Santoso, Selasa (20/9) kemarin mengutarakan pihaknya sudah menyiapkan lokasi. Menurut Hadi Santoso, pembangunan RPU tidak membutuhkan lahan besar. Kisaran kebutuhan hanya 1. 000 meter persegi.
Pria yang kerap disapa Sony itu, akan mengajukan usulan pembangunan rumah potong itu sebesar Rp 2,5 miliar pada APBD tahun mendatang. Biaya paling besar digunakan untuk penyediaan alat dan sarana prasarana.
Untuk alat yang bakal dipakai, Dinas Pertanian tidak menutup kemungkinan menggandeng alat bikinan perguruan tinggi di Kota Malang. Syaratnya, alat itu harus tesertifikasi agar tidak bermasalah saat digunakan.
Kehadiran RPU diharapkan menjadi satu-satunya tujuan para pelaku usaha unggas memotongkan hewan yang mereka jual.
Ia mengatakan, jika Kota Malang saat ini belum memiliki sentral pemotongan unggas. Para pengusaha banyak memanfaatkan pemotongan unggas di pasar-pasar. Padahal, tingkat aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH) pemotongan semacam itu belum bisa dipertanggjawabkan.
Sementara RPU yang akan dibangun nanti bakal disertifikasi.
“Kami harus berkoordinasi dengen pengusaha unggas juga. Nanti RPU nanti maslaah limbah harus dicarikan. Saya pikir limbah unggas kan tidak begitu banyak. Hanya darah dan kotoran saja. Bulunya kan bisa dipakai untuk daur ulang,” kata dia.
Dinas Pertanian belum memikirkan masalah pengelolaan RPU. Sony menyatakan, bisa saja tempat itu nanti berupa UPT atau badan usaha. Hal itu nanti bergantung pada kebijakan Wali Kota. Yang penting, ungkapnya, penyediaan tempat dan program pembuatan RPU dapat terealisasi terlebih dulu.
Sementara itu, Sekertaris Dinas Pertanian Kota Malang Yudi Broto menambahkan, kuota unggas yang dibutuhkan Kota Malang tiap harinya sekitar 30.000 ekor. Sebagian besar adalah ayam. Selain itu ada juga bebek dan mentok.
Pihaknya menyatakan pembangunan RPU penting untuk penyediaan daging unggas yang higenis. Dengan kuota sebanyak itu, ia berpandangan kebutuhan RPU penting.
” Di Blitar saja punya RPU. Kalau kita (Kota Malang) tidak punya kan kurang pas. Soalnya kita kota besar dengan konsumsi yang tinggi,” ungkapnya.
Pada tahun ini, Dinas Petanian juga gagal mengadakan mobil potong unggas keliling. Ia menyebut batalnya pengadaan kendaraan itu akibat kondisi keuangan yang tidak memungkinkan.
“Nah, pembangunan RPU nanti juga bakal dibarengi dengan kendaraan itu. RPU akan menjadi pihak pengelola keberadaan mobil itu. Rencananya, mobil unggas itu berupa mobil dump truck yang dimodifikasi,” tukasnya.
Sekadar informasi saja, suplai unggas potong di Kota Malang selama ini dipenuhi dari tiga wilayah, yakni Malang selatan, Blitar, dan Lumajang. [mut]

Tags: