Pemkot Malang Segera Simulasikan PTM

Wali Kota Malang Sutiaji

Malang, Bhirawa
Rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kemungkinan segera direalisasikan di Kota Malang. Bahkan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berencana melakukan simulasi persiapan masuk sekolah secara tatap muka di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada pekan depan.
Wali Kota Malang, Sutiaji, Kamis (6/8 kemarin mengutarakan, jika tidak ada kendala pekan depan untuk SD dan SMP, untuk simulasi persiapan PTM. Dan diserahkan sepenuhnya kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, untuk penyusunan protokol kesehatannya.
“Nanti disiapkan protapnya kalau pembelajaran di jenjang SMP seperti apa, di jenjang SD bagaimana. Sehingga jika sewaktu – waktu di Kota Malang diminta PTM kita sudah siap,” tutur Sutiaji.
Wali Kota meminta Disdikbud Kota Malang untuk menyiapkan satu SD dan SMP di masing-masing kecamatan di Kota Malang untuk dijadikan sebagai pilot project, pelaksanaan PTM disetiap jenjang pendidikan. Dan merinci, nanti per kecamatan satu sekolah. Meskipun sebenarnya dinyakini sekolah sudah siap semua.
Sutiaji juga meminta dalam penerapannya PTM direkomendasikan agar tiap kelas memiliki jadwal belajar, agar tidak masuk secara bersamaan. Sekolahnya bergantian, misalnya hari pertama itu kelas VI, lalu hari kedua kelas V. Masuknya 50% dari kapasitas ruangan. Hanya saja untuk kepastian kapan sekolah di Kota Malang akan masuk belajar secara tatap muka, Sutiaji masih belum bisa memastikan.
Sambil menunggu kepastian tanggal masuk sekolah, Sutiaji juga menginstruksikan Disdikbud Kota Malang untuk melakukan realokasi anggaran. Realokasi anggaran berasal dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dialihkan untuk pembelian paket internet selama masa pembelajaran daring masih berlangsung. Besarannya, sekitar Rp50 ribu per orang, bagi siswa SD maupun SMP. Sehingga, bisa membantu anak-anak untuk belajar di rumah.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, mengingatkan agar rencana simulasi kegiatan PTM dipertimbangkan secara matang. ”Saya kira harus direncanakan secara matang, karena menyangkut kondisi lapangan dan tak boleh dipaksakan. Tetapi aspek kesehatan siswa, guru dan kesiapan lembaga pendidikan harus menjadi pertimbangan,” tuturnya. [mut]

Rate this article!
Tags: