Pemkot Mojokerto Siagakan 750 Personel Satlak

Foto Ilustrasi

Kota Mojokerto, Bhirawa
Pemkot Mojokerto memiliki 750 personel Satuan Pelaksana Kebencanaan (Satlak Bencana) yang siaga menghadapi ancaman bencana di wilayahnya. Selain personil organik itu, juga terdapat Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan siap mendukung tugas Satlak yang bertugas di seluruh kelurahan.
Seluruh personil Satlak terus di upgrade untuk meningkatkan performance mereka dalam menangani ancaman bencana. Akhir tahun lalu, rangkaian latihan SAR dan pelatihan dasar militer dilalui dengan melibatkan instruktur dari instansi lain.
”Sekarang kondisinya sudah siaga. Soal kemampuan, akhir tahun lalu kemampuan mereka baru saja di-upgrade. Kami menggandeng SAR maupun TNI untuk melatih mereka,” jelas Mashudi, Ketua Satlak Kota Mojokerto, Minggu (12/2) kemarin.
Dijelaskan Mashudi, kendali Satlak dipegang bidang Linmas Dinas Satpol PP. Satlak berkekuatan 750 orang berupa personil Linmas (Perlindungan Masyarakat). Belum pula ditambah personil dari sejumlah organ tanggap bencana lainnya.
”Sebayak 750 personil Linmas itu tersebar di seluruh kelurahan. Mereka bertugas mulai dari deteksi munculnya bencana di wilayahnya. Setiap ada kejadian, Linmas akan melaporkan secara berkenjang hingga ke tingkat Pemkot. Termasuk, giat deteksi dini,” jelas Mashudi.
Kesiapan Satlak dalam menangani bencana, kata Mashudi, terbilang mumpuni. Selain penguasaan secara kewilayahan, mereka juga dilatih tanggap bencana dan deteksi dini. ”Kalau ada wilayah setingkat kelurahan yang terkena banjir, Linmas akan memberikan laporan. Dan Satlak langsung bergerak. Kita memiliki banyak elemen di Satlak,” tambahnya.
Selain itu, terdapat pula organ berupa Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang berada dalam naungan Dinas Sosial Kota Mojokerto. Organ bentukan Kementerian Sosial ini rutin mengasah kemampuan anggotanya dengan materi tanggap bencana. ”Karena bencana itu datangnya tak bisa diprediksi, kita harus selalu siap. Kesiapan itu dengan cara kita rutin berlatih,” kata Zainudin, Koordinator Tagana Kota Mojokerto.
Bentuk kesiagaan yang gencar diasah yakni yang terkait dengan tugas penanggulangan bancana di lapangan. Latihan secara berkala dibutuhkan untuk mengasah feelling pasukan terhadap tindakan yang harus dilakukan.
Peran Tagana dalam penanganan bencana lebih fokus pada permasalahan yang timbul pada saat terjadi. Bentuknya berupa pendampingan korban hingga distribusi bantuan logistik ke lokasi bencana. ”Yang sering terjadi bencana banjir, meski banjir di Kota Mojokerto ini kebanyakan kiriman dari daerah sekitar,” imbuhnya.
Dengan personil sebanyak 25 orang, jika terjadi bencana dengan skala besar, Tagana akan bergabung dengan Satlak bencana yang terdiri atas multi elemen. Sebagai kendali Satlak bencana berada di Dinas Satpol PP melalui bidang Linmas. ”Satlak itu sebagai koordinatornya. Kalau terjadi bencana yang besar. Tagana akan bergabung dengan berbagai elemen lain,” imbuh Zainudin. [kar]

Tags: